Pura Sekar Kuning Unik Sesajen Berdaur Ulang Tidak Diperbolehkan





 Pura Sekar Kuning (foto/sjd)
 
Batukandik (waklaba.blogspot.com)

Nusa Penida memiliki aneka keberagaman budaya serta memiliki pura yang unik, salah satunya Pura Sekar Kuning. Mendengar namanya saja udah langsung tertuju pada bunga yang berwarna kuning. Pura ini terletak di sebelah timur mata air peguyangan tepatnya di Dusun Bangunurip, Desa Batukandik. Bila dari pelabuhan kapal roro jarak tempuh kira kurang lebih satu jam perjalanan.
Hal yang unik di Pura Sekar Kuning dari segi bangunan terutama candi bentar dan padmasana bangunan lama masih berdiri kokoh. Ornamen kedua bangunan ini sangat klasik. Lokasi pura ini diatas tebing dengan pemandangan samudra Indonesia.

Menurut Mangku I Wayan Suasta mengatakan ada beberapa pantangan di Pura Sekar Kuning terutama sesajen tidak diperbolehkan menggunakan bahan daur ulang atau alat yang dibuat manusia. Hanya canang dengan warna petak (putih) dan kuning. Sesajen bisa dihaturkan kepada Beliau hanya boleh digunakan bila menggunakan produksinya memakai bambo atau istilah Nusa Penida timbungan. Tidak hanya itu saja pantangan yang lainya saat sembahyang ada pembagian perempuan tidak diperbolehkan sembahyang di utama mandala melainkan di madya mandala. 

Diceritakan zaman dahulu ada seorang perempuan yang mau sembahyang dalam keadaan haid, maka murkalah beliau dan memastu (mengutuk) bahwa perempuan tidak diperbolehkan sembahyang. Sampai sekarang perempuan hanya boleh sembahyang di madya mandala kecuali anak kecil serta perempuan yang sudah masa produksinya berakhir. 


Yang beristana Pura Sekar Kuning adalah Bhatara Mahadewa dan Iswara.  Dalam dewata nawasanga, Bhatara Iswara berada di timur sementara Bhatara Mahadewa berada di sebelah barat. Bila ditelisik lebih dalam arah dari timur dab barat membentuk garis horizontal. Hal ini dimaksudkan agar umat yang sembahyang berpikiran lurus.

Selama ini Pura Sekar Kuning tidak ada upacara piodalan hal ini disebabkan krama pengempon dari dua Desa Pakraman yakni Desa Pakraman Bangunurip dan Kertha Bhuwana lokasi berjauhan. Krama melaksanakan sembahyang sendiri-sendiri. “ baru kali ini dua desa pakraman bersatu untuk merembukan keberadaan Pura Sekar Kuning. Renovasi Pura dilakukan bertahap, setalah perehaban selesai Krama dari dua Desa Pakraman dengan 626 KK menggelar Karya serta menetapakan piodalan, “ terang Mangku Suasta. 

Oleh : Santana Ja Dewa

foto Pura Sekar Kuning 



Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

2 comments:

  1. Saya muslim tapi takjub dengan cerita pura sekar kuning sampai saya cari di google, Pertama kali dengar sekar kuning dari bos saya dia himdu berasal dari Dungkap yg sekarang menetao di Lampung, pura ini yang katanya tidak bisa di ganti dengan yang baru dan jumblahnya pun tidak dapat lebih atau kurang.

    ReplyDelete

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.