Sweta : Membangun Penginapan Konsep Alam Nusa Penida

penginapan I Nyoman Sweta konsep alam di Tiiang Jajang (foto/sjd)

I Nyoman Sweta demikian nama lelaki asal Tiing Jajang Desa Sakti, Nusa Penida. Lahir 25 Desember 1975 di Tiing Jajang, Sweta merasakan getirnya kehidupan sejak Sekolah Dasar.

"Karena bersaudara tujuh dengan ayah yang hanya sebagai petani dan pande besi, sepulang sekolah harus makan buah kem, bekul dan buah liar lainnya. Karena di rumah tidak ada makanan. Pakaian pun hanya punya satu pakaian sekolah, sepulang sekolah kami telanjang", tuturnya sambil menerawang.
Setelah tamat SD Negeri 5 Sakti ayahnya tidak bisa membiayai sekolah SMP, untung ada sepupu dari iparnya mengajak ia kerja di Ubud. Di Ubud I Nyoman Sweta bekerja sebagai pemelihara ayam. "Di Ubud oleh bos, saya yang baru tamat SD bekerja memberi makan dan membersihkan kandang ayam. Karena bosnya baik sambil bekerja saya disekolahkan SMP", ceritanya.

Saat menginjak SMA Sweta kerja serabutan di Ubud sambil sekolah di SMA Pembangunan di Ubud. "Ngojek, menyewakan sepeda motor dan mengantar tamu adalah pekerjaan saya saat SMA. Itu saya lakukan sambil sekolah", kenangnya. Setelah tamat SMA Nyoman Sweta nekat kuliah Diploma pariwisata tapi sayang tidak sampai kelar karena terbentur biaya.

Ia yang hoby bahasa kursus bahasa Inggris dan Jepang sambil nyambi menjadi guide travel. "Waktu sebelum 1998 masih gampang cari lisensi guide. Karena jadi guide Jepang saya dapat sponsor kerja di Nagoya Jepang. Dari tahun 1998 sampai 2000 saya kerja di sebuah perusahaan Expedisi/pengiriman di Jepang. Selebihnya tahun 2000 sampai 2003 saya kerja di Budidaya jamur di Nagoya".
Sepulang dari Jepang Sweta membuat perusahaan Garmen yang membuat sarung bantal, korden dan spray. 15 tahun menggeluti usaha garmen, Nyoman Sweta beralih ke usaha properti yaitu dengan menyewa tanah dan dibangunkan penginapan di Ubud atas bantuan sponsor teman.

Melihat perkembangan Pariwisata yang menggeliat di Nusa Penida, Nyoman Sweta tidak tinggal diam. Dengan keterbatasan di Tiing Jajang baik listrik dan air belum ada, ia mencoba swadaya menyambungnya dengan susah payah. Syukurnya kini bisa mengalir dengan baik. "Saya harus menyambung kabel dan pipa ratusan meter jauhya dengan swadaya, masyarakat disini tidak percaya kalau itu akan berhasil", ucapnya.

Setelah air dan listrik masuk, Sweta membangun penginapan sederhana dengan konsep alam dan bahan lokal. Menurutnya bukan tujuan bisnis, hanya untuk tempat menginap bagi teman-temannya yang mau berkunjung ke Nusa Penida.
"Dengan bahan yang ada disekitar lahan peninggalan orang tua, saya membuat penginapan ala kadarnya. Tujuannya bila ada teman datang ada tempat mereka mengiap. Bukan untuk bisnis, terkadang malah tekor menjamu mereka. Tapi tidak apa karena ke depan saya pasti kembali tinggal di Nusa Penida dan mengembangkan pertanian organik sesuai pengetahuan yang pernah saya dapat di Jepang. Kini saya sudah memulainya", ujar Sweta sambil menunjuk tanaman yang ia mulai ia tanam.(SJD_yansu)



Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.