I Dewa Made Dwipayana
Terbukanya keran pasar bebas yakni Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mau tidak mau generasi muda harus
mempersiapkan diri. Perbandingan dari jumlah penduduk tidak releven, masih
kurang wirausaha yang ada.
Hal ini disampaikan
I Dewa Made Dwipayana mengatakan membuka usaha sendiri menjadi kepuasan
tersendiri. Apalagi menghadapi pasar bebas ASEAN kesiapan generasi muda siap
menghadapi.
Pemuda
terlahir 30 November 1987 silam di Banjar Sampalan, Desa Batununggul, Nusa Penida
sector usaha kecil dan menengah sangat berperan dalam menghadapi globalisasi,
mengingat pemuda sebagai ujung tombak perubahan. Upaya yang dilakukan salah
satunya diberi kebesasan dan inovasi serta merangsang tumbuhnya UMK. Penanaman
jiwa wirausaha “ Intreprenuer” harus dari sejak dini. Pembekalan skill sangat
penting untuk mengubah pandangan pemuda untuk melakukan sesuatu demi
keberlangsung hidup dirinya maupun orang lainya.
Dwipayana
yang hobby main sepakbola mengakui menjadi wirasusaha penuh tantangan.
Rintangan tersebut menjadi penghalang tembok keinginan pemuda urung dan enggan
berwirausaha. Mau tidak mau pemuda local harus bergerak dan semangat melawan
cibiran maupun rasa malu. Kata “lek” sangat menampar wajah pemuda. “ sisi lain
skil, malu adalah problema hingga sekarang, “ terang pemilik usaha photocopy, Anak
kedua dari pasangan I Dewa Made Beneng Alit dan Desak Gede Astini.
Oleh :
Santana Ja Dewa
0 comments:
Post a Comment