pembeli menikmati nasi Ketut bagong (foto/sjd)
BATUNUNGGUL, Berjualan
di pinggir jalan sebagain orang enggan melakukan apalagi kaum muda. Malu jadi
problema, faktor tersebut jadi penghalang besar niat berjualan. Profesi ini
rasio rendah ketimbang jadi pegawai. Seiring waktu, perlahan tapi pasti sektor
ini mulai digeluti warga lokal. Ini terlihat dipinggir jalan maupun pasar
senggol di Nusa Penida.
Salah
satunya I Ketut Widarta, bagi diri malu nomer dua yang terpenting bekerja dengan
halal. Pria akrab disapa Ketut Bagong, usaha yang
digelutinya sudah setahun lebih, dalam sehari bisa habiskan 50 bungkus nasi,
hanya 5 ribu nasi bungkus dengan menu disisiran ayam ditambah sambal khas nasi
kawit plus mie.
"
lumayan sih dari hasil jualan. Yang namanya jualan pasang surut kaya air laut,
" kata Bagong pria asal Banjar Mentigi, Desa Batununggul saat ditemui
tempat berjualan dipertigaan lapangan umum Sampalan.
raut
wajah senang ketika seorang singgah beli nasi, matahari warna kemerahan Bagong
buka dagangan hingga siang hari.
Oleh
: Santana Ja Dewa
0 comments:
Post a Comment