Pemerintah Klungkung langsung merespon lemahnya harga garam (foto/yansu)
DAWAN, Nasib petani garam di
Klungkung kian terpuruk, pasalnya sepi pembeli. Kondisi ini mengakibatkan
petani garam beralih profesi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Stok garam
di petani bertumpuk-tumpuk jumlah pun fantastis.
Perbekel
Desa Kusamba I Ketut Winastra menyampaikan tidak ada yang membeli garam petani
kami disini. Karena itu stock garamnya berton-ton. Akhirnya banyak petani garam
yang beralih profesi. Anak-anak muda tidak mau menjadi petani garam, yang masih
bertahan mereka yang usianya diatas 50 tahun keatas, dikhawatrkan petani garam
akan punah", ungkapnya.
Pernyataan
Winastra tersebut diperkuat oleh Ketua Kelompok Merta Segara I Wayan Rena.
"Kami berempat orang punya stock garam sampai 4 ton. Stock itu ada dari
karena pembelinya tidak ada. Sehari kami bisa menghasilkan garam 10 s/d 20 Kg
sehari pada musim panas. Harganya untuk kualitas biasa Rp. 3000,- perkilogram
dan kualitas super yang dibeli tamu Rp. 10.000,- perkilogram", jelasnya.
Kondisi
itu tak pelak membuat petani garam mengeluh. Menariknya PT. Bening yang
diwakili I Made Budi yang mempunyai tempat produksi garam di Jumpai selama ini
membeli garam di Goris, Gerokgak, Buleleng. "Kami siap membeli hasil
produksi petani di Kusamba, ketimbang kami beli ke gerokgak jauh-jauh. Tapi
kami minta kualitasnya sesuai standard yaitu produksi tidak menggunakan karet,
spon atu plastik.
Karena
pembeli kami yang kebanyakan Hotel, Restaurant di Sumatera, Kalimantan dan Bali
ingin garam organik yang bebas kimia. Sehingga kami minta produksi menggunakan
bambu atau pohon kelapa secara tradisional", jelas Budi.
"Sesuai
arahan Bapak Bupati Klungkung setelah sempat meninjau petani garam di Kusamba,
beliau meminta kami Bappeda Klungkung untuk membuat kajian dan mencarikan
solusi bagaiamana petani garam di Kusamba kesejahteraannya bisa meningkat.
Apalagi ketika Bapak Bupati kemarin menerima penghargaan dari menteri Perikanan
dan Kelautan Susi Pudjiastuti mendengar pemerintah pusat akan menstop impor garam.
Ini peluang", ujar Kusmayadi Kabid Ekonomi
Bappeda Klungkung ketika memimpin rapat di Kantor Desa Kusamba, Selasa (14/12).
Nampak
hadir dari Dinas terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan, BPMPD,
Diskes, Ketahanan Pangan, Dinas PPK, Team Ahli, Kepala Desa Kusamba, PDNKK, PT.
Bening dan Bappeda Klungkung
Menanggapi
hal tersebut, Team ahli pemkab Klungkung yang dihadiri Prof. Dr I Made Suwitra
dan DR. I Nyoman Sudipa meminta Bappeda dan instansi terkait untuk bisa
membantu masalah petani garam. "Carikan petani garam ini solusi. Misalnya
pemerintah Daerah Klungkung membeli produksi dan mengupayakan pengkemasan dan
mencarikan pemasarannya. Buat proposal berapa besar dana untuk bisa membantu
kelompok tani membuat garam organik yang harganya 10 kali lipat lebih mahal",
pinta Sudipa.
Oleh
: Santana Ja Dewa & yansu
0 comments:
Post a Comment