Militan Arts meriahkan UWRF2016 (foto/sjd)
UBUD-GIANYAR, Kelompok seni rupa Militan Arts gelar pemeran terkait acara Ubud Writers & Reader Festival 2016 berlangsung di Taman Baca, Ubud dari 26 sampai 30 Oktober. Militan Arts merespon festival tersebut berbagai instalasi seni dipajang tentunya sebagai buah olah seni memanfaatkan barang yang ada disekitar tempat lokasi festival menjadi buah karya seni instalasi memukau. Space sangat luas direspon antusias semangat menggarap sesuatu yang beda.
Pemeran tersebut selaras dengan tema festival yakni tat twam asi. Pembukaan pemeran tidak hanya dihadiri para perupa tentu penulis dari berbagai belahan dunia menyaksikan.
" Keterlibatan kelompok Militan Arts dalam ajang festival sekeliber Ubud Writers & Reader Festival membangkit aura berkesenian masing-masing personal. Acara tidak main-main yang habir tidak sembarangan orang. Baru kali pertama pemeran di sebuah acara festival, " kata pentolan Militan Arts I Putu Bonuz Sudiana, Kamis (27/10).
Dewasa ini, menurut Sudiana tat twam asi sebatas tagline semata aplikasi pelaksanaan terkadang restorika belaka. Tapi, perlu disikapi dalam hal ini kesadaran dalam diri memaknai, meresapi, dan melaksanakan tat twam asi. Disayangkan pemeran tersebut tidak memberikan ruang kepada penikmat seni rupa setelah pembukaan pemeran tidak leluasa melihat dan menikmati hasil karya keburu acara diskusi tentang penulisan, pemutaran video dan lainya. Jadi mereka " penikmat seni " bubar dengan sendirinya, " keluhnya Sudiana.
Militan Arts selain pemaran lukisan paginya melakukan mural disebuah dinding bangunan yang terbuat dari ayaman bambu. Instalasi seni garapan kelompok ini merespon alam secara kekinian.
(*sjd)
" Keterlibatan kelompok Militan Arts dalam ajang festival sekeliber Ubud Writers & Reader Festival membangkit aura berkesenian masing-masing personal. Acara tidak main-main yang habir tidak sembarangan orang. Baru kali pertama pemeran di sebuah acara festival, " kata pentolan Militan Arts I Putu Bonuz Sudiana, Kamis (27/10).
Dewasa ini, menurut Sudiana tat twam asi sebatas tagline semata aplikasi pelaksanaan terkadang restorika belaka. Tapi, perlu disikapi dalam hal ini kesadaran dalam diri memaknai, meresapi, dan melaksanakan tat twam asi. Disayangkan pemeran tersebut tidak memberikan ruang kepada penikmat seni rupa setelah pembukaan pemeran tidak leluasa melihat dan menikmati hasil karya keburu acara diskusi tentang penulisan, pemutaran video dan lainya. Jadi mereka " penikmat seni " bubar dengan sendirinya, " keluhnya Sudiana.
Militan Arts selain pemaran lukisan paginya melakukan mural disebuah dinding bangunan yang terbuat dari ayaman bambu. Instalasi seni garapan kelompok ini merespon alam secara kekinian.
(*sjd)
0 comments:
Post a Comment