" Tempat Pemandian Bidadari "
BUNGAMEKAR, Angel Billabong pantai populer menjadi agenda wajib dikunjungi ketika ke Nusa Penida. Sebelum tershoror seantero negeri destinasi Angel Billabong belum ada tau namanya. Objek satu kawasan dengan Pasih Uug terletak di Dusun Sompang, Desa Bungamekar ditempuh 45 menit dari Pelabuhan Roro. Kedua destinasi saling melengkapi sama-sama memiliki kolam alami hanya Angel Billabong bisa diakses itupun menunggu... air surut kalau tidak beruntung jangan coba-coba diturun sangat berbahaya.
Umahtran (Angel Billabong)
Dinamakan Angel Billabong oleh pelancong dari manca negara karena lelukan kolam menyerupai ombak. Lekukan kolam sedemikian rupa berbatu cadas dibentuk alami oleh ombak. Keras, lancip dan tajam menghiasi dinding lekukan kolam. Jika pas ombak pasang kolam tersebut dipenuh air laut. Hempasan ombak besar menghantam karang melingkar menuju kolam. Pesonanya menggoda iman pelancong jangan terhentuh hatinya tetap waspada.
Kembali nama Angel Billabong konon katanya tempat ini sebagai permandian bidadari dari langit, boleh percaya atau tidak. Kecantikan tempat ini dengan kolam berbentuk barel ombak wisatawan asing memberi nama tempat ini Angel Billabong. Padahal objek ini bernama Umahtran. Rasanya namanya jarang terdengar bahkan tidak sama sekali, warga Nusa Penida tidak ada yang tau nama lokalnya. Keindahan Angel Billabong warga Nusa Penida baru sadar ketika objek tersebut terkenal. Warga Nusa Penida ikut penasaran pesona Angel Billabong, berbondong-bondong ikut melihat lebih dekat tidak cukup mengdengar kabar saja.
Menurut tokoh masyarakat setempat I Wayan Busana mengatakan Angel Billabong lebih dikebal ketimbang nama lokalnya. Sebetulnya nama objek ini Umahtran. Terdengar asing. Umahtran merupakan tempat pertemuan air laut keluar masuk menuju lekukan kolam. Selain tempat berwisata objek ini salah satu tempat melasti bagi krama Desa Pakraman Sompang. Sebelah kanannya merupakan tempat suci Pura Telaga Sakti.
Dia berpesan kepada pelancong berhati-hati mandi dikolam tersebut, jika saat pasang mulai lebih baik menikmati dari atas tebing antisipasi resiko yang terjadi. Aura magis terpancar tempat ini bila dilihat mata telanjang hanya melihat kolam air bening. Sebetulnya tempat ini merupakan pemandian bidadari.
Perupa I Putu Bonuz Sudiana berpendapat sah-sah saja menamakan objek wisata dengan dalih menarik penggunjung. Tapi perlu diingat leluhur kita susah payah ngasi nama objek tersebut. Leluhur sedih ada pergeseran nama. Solusinya memakai dua nama memberikan pencerahan bagi pelancong yang datang agar tau keberasaan objek tersebut.
" Mrekak sajan be gaenang adan jak leluhur bin ganti ane keren [ Sombong banget sudah diberikan nama oleh leluhur malah diganti dengan kekinian]. Saya sih kembali ke awal dengan dua obsi papan nama diatas Angel Billabong dibawahnya Umahtran," celotehnya perupa asal Batumulapan, Desa Batununggul.
(*sjd)
Kembali nama Angel Billabong konon katanya tempat ini sebagai permandian bidadari dari langit, boleh percaya atau tidak. Kecantikan tempat ini dengan kolam berbentuk barel ombak wisatawan asing memberi nama tempat ini Angel Billabong. Padahal objek ini bernama Umahtran. Rasanya namanya jarang terdengar bahkan tidak sama sekali, warga Nusa Penida tidak ada yang tau nama lokalnya. Keindahan Angel Billabong warga Nusa Penida baru sadar ketika objek tersebut terkenal. Warga Nusa Penida ikut penasaran pesona Angel Billabong, berbondong-bondong ikut melihat lebih dekat tidak cukup mengdengar kabar saja.
Menurut tokoh masyarakat setempat I Wayan Busana mengatakan Angel Billabong lebih dikebal ketimbang nama lokalnya. Sebetulnya nama objek ini Umahtran. Terdengar asing. Umahtran merupakan tempat pertemuan air laut keluar masuk menuju lekukan kolam. Selain tempat berwisata objek ini salah satu tempat melasti bagi krama Desa Pakraman Sompang. Sebelah kanannya merupakan tempat suci Pura Telaga Sakti.
Dia berpesan kepada pelancong berhati-hati mandi dikolam tersebut, jika saat pasang mulai lebih baik menikmati dari atas tebing antisipasi resiko yang terjadi. Aura magis terpancar tempat ini bila dilihat mata telanjang hanya melihat kolam air bening. Sebetulnya tempat ini merupakan pemandian bidadari.
Perupa I Putu Bonuz Sudiana berpendapat sah-sah saja menamakan objek wisata dengan dalih menarik penggunjung. Tapi perlu diingat leluhur kita susah payah ngasi nama objek tersebut. Leluhur sedih ada pergeseran nama. Solusinya memakai dua nama memberikan pencerahan bagi pelancong yang datang agar tau keberasaan objek tersebut.
" Mrekak sajan be gaenang adan jak leluhur bin ganti ane keren [ Sombong banget sudah diberikan nama oleh leluhur malah diganti dengan kekinian]. Saya sih kembali ke awal dengan dua obsi papan nama diatas Angel Billabong dibawahnya Umahtran," celotehnya perupa asal Batumulapan, Desa Batununggul.
(*sjd)
0 comments:
Post a Comment