Pura Icon Tari Sila Jaya Gelar Piodalan

Pura Puseh Batununggul (foto/sjd)

BATUNUNGGUL, Pura Puseh Batununggul adalah cikal bakal nama desa. Hal ini berkaitan erat dengan sejarah dimana pada waktu itu warga Bali Aga penduduk asli Nusa Penida
tidak menaati aturan yang diberlakukan kerajaan Klungkung, diutuslah seorang satria yang bernama I Dewa Kaleran ditugaskan melawan Bali Aga. Wilayah Dangin Batas tidak patuh pada kebijakan Dinasti Kerajaan Klungkung timbulah peperangan. Dalam situasi itu, seorang satria Kaleran sebelum melakukan peperangan memohon dua restu dan angurah pada sebuah batu besar yang memiliki aura magis. Kemenangan berpihak pada satria I Dewa Kaleran sebagai tanda jasa desa tersebut dinamakan Desa Batu Unggul. Waktu berjalan nama desa itu berubah menjadi Desa Batununggul.

Batu besar tersebut menjadi pelinggih pura setempat. Kisah heroik tersebut, KKN ISI Denpasar beberapa bulan lalu menggarap sebuah tarian maskot Desa Batununggul. Kenangan ISI Denpasar sebuah tarian maskot menjadi icon tari masyarakat setempat sangat mengapresiasi garapan tersebut. Tari ini pembuka acara baik formal maupun non formal. Saat penutupan festival lalu tari Sila Jaya pentas secara perdana di luar desa Batununggul.

Menurut Bendesa Desa Pakraman Dalem Setra Batununggul I Dewa Ketut Tayanegara, pura ini adalah saksi bisu dimana pada saat itu terjadi pertempuran yang dimenangkan oleh pihak utusan kerajaan Klungkung. Sebelum puncak pertempuran satria yang diutus memohon doa kepada sebuah batu besar. Keberhasilan memenangkan batu besar tersebut menjadi cikal bakal nama desa.
" Meciptakan sebuah kenangan yang tidak bisa dihapus oleh waktu, dengan tari maskot ini sebagai kenangan manis untuk selamanya diingat pengabdian KKN baik mahasiswa dan masyarakat Batununggul, " ucapnya.

Tayanegara akan menginventaris tari Sila Jaya baik berupa video untuk diwariskan kepada generasi berikutnya. Sementara pembinaannya menyerahkan pada seniman lokal melatih anak-anak. Setiap kesempatan tari ini akan diwajibkan ditarikan.

Pura Puseh Batununggul piodalan jatuh pada rahina buda cemeng merakih, Rabu kemarin yang diempon dua banjar yakni Batununggul dan Sampalan sebanyak 120 KK.

" puncak piodalan berlangsung kemarin, biasanya dimana puncak piodalan Ida Bhatara melasti tapi berbeda saat umanisnya gelar melasti. Rangkain upacara sudah menjadi tetamian alias warisan leluhur, " ketua pengempon I Dewa Ketut Suarya.

Suarya menyebut lokasi pura tersebut berada di atas bukit dengan ketinggian dari permukaan laut sekitar 30 meter. Selain daerah pesisir banjar Batununggul juga memiliki perbukitan sekitar areal pura. Diameter baru tidak beraturan dengan dua pelinggih berdiri tegak diatas batu dengan diameter 8 dan tinggi 15 meter. Ketika berada puncak bisa melihat panoram laut dan gunung agung.(*sjd)
Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.