Bupati Suwirta Usulkan Pura Saab Jadi Cagar Budaya


Bupati Suwirta mengecek archa sebagai pretima di Pura Saab, Desa Batumadeg (foto/sjd)

BATUMADEG, Archa sebagai pretima di Pura Saab sangat menarik dikupas. keunikan pretima terbuat dari batu keras dibentuk sedemikian rupa, archa yang unik adalah Ganesha. Pahatan Archa Ganesha lebih mendekati abstrak. Taksu archa duduk bersila memancarkan aura magis dan spiritual. Misteri archa belum gamblang terungkap sampai sejauh ini. Pura Saab terletak ditengah hutan, keheningan dan suara alam menyambut para pemedek yang tangkil, bila dari Pelabuhan Kapal Roro berjarak 14 kilometer. selian archa warisan olah seni leluhur tersebut, deretan pohon besar ada yang special dari pohon yang ada pohon Rudaksa. Buah rudaksa bisanya digunakan sebagai kalung maupun gelang.

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta saat melakukan bhakti pengayar beberapa waktu lalu menyampaikan keberadaan Pura Saab harusnya masuk cagar budaya. Ada sesuatu unik disini disamping arsitek bangunan masih terjaga kelestariannya terutama paling menonjol tembok penyingker. Batu paras lama masih kokoh berdiri. " Nanti kita daftarkan menjadi cagar budaya, " ucap Bupati Suwirta.

Bupati Suwirta menegaskan hampir semua pura di Nusa Penida belum didaftarkan nanti kita investariskan semua baru kita daftar sebagai cagar budaya.

Pura yang terletak di Banjar Dehan, Desa Batumadeg salah satu dari Sad Kahyangan. Piodalan yang jatuh pada hari Buda Umanis,Wuku Medangsia. Sebanyak 290 KK dari tiga Desa Pakraman yakni Mujaning Temeling ( Batumadeg ), Tri Wahan Dharma (Batukandik), dan Panca Mekar Sari (Klumpu).

" Rangkaian upacara pujawali diawali dengan upacara melaspas pelinggih yang baru dibugar yakni meru tumpang sia dan bale ringgitan. Puncak piodalan berlangsung Rabu kemarin hingga nyejer 5 hari sementara nyinepnya Senin depan, “ tuturnya Jro Mangku Oka.

Lebih lanjut, Jro Mangku Oka mengatakan Pura Puser Saab didirikan sejak zaman Prabu Renggan yang sebelumnya mendirikan Pura Puncak Mundi. Awal bangunan yang didirikan antara lain Pura Mundi adalah padma yoni, yang sama-sama arahnya menghadap ke timur. Setelah selesainya pelinggih antara Pura Puser Saab dan Pura Puncak Mundi, beliau melanjutkan mendirikan beberapa pelinggih di Pura Puser Saab yaitu linggih Bhatara Arca yang bentuk bangunannya sama persis seperti bangunan kuil di Negara Nepal. Setelah selesai Pura Puser Saab dan Puncak Mundi, beliau juga mendirikan beberapa Pura diantaranya Pura Batumedau (Desa Suana), Pura Penida (Penida, Sakti), Pura Dukuh Jukungan (Sukun, Batukandik).

Pura Puser Saab terdiri dari tiga pelaban Pura yakni dibagian timur Pura Batu Paras, dibagian selatan Pura Ratu Gede Dalem Selimpet dan dibagian tengah Pura Puser Saab. Berjalan menuju Pura Ratu Gede Dalem Slimpet menyisir jalan beraspal kanan kiri gagah pohon dihempas angin. sejuk, damai dan jauh dari kebisingan.

Pura Batu Paras berinstana Siwa Astawa yang berfungsi sebagai pembersihan (penglukatan). Pura Ratu Gede Selimpet uniknya setiap pujawali terlebih dahulu harus menghaturkan sesaji (mepiuning) dengan sarana banten dan isinya jeroan daging babi mentah yang lengkap. Sementara warga sekitar apabila melakukan upacara yadnya harus terlebih dahulu menghaturkan sesaji dengan sarana yang sama. Apabila lambat matur piuning maka sarana upacara secara otomatis menjadi berkurang atau sedikit bahkan baunya tidak enak. Tetapi setelah mapiuning di pelinggih tersebut maka otomatis sarana upacara menjadi utuh dan lengkap kembali & bau yang tidak sedap menjadi sirnah. Pengalaman ini sering dialami panitia Pura dan warga.

Berdirinya Pura Ratu Gede Selimpet karena adanya pelebon Ratu Mas Mecuet lewat pewisik beliau kepada Jro Mangku Alit. Setelah pelebon dilaksanakan beliau ingin dibuatkan pelinggih (Pura Dalem) yang mana tempatnya di Selimpet. Dengan berdirinya Pura Dalem, maka pelinggih bebatuan di Selimpet, dinamakan Pura Ratu Gede Selimpet (linggih Ida Ratu Gede Mas Macuet) untuk yang berstana di Pelinggih bebaturan Selimpet (Mrajapati) adalah rencang-rencang (pepatih) Ida Bhatara Puser Saab.

Sedangkan Pura Puser Saab yang ditandai dengan adanya sebuah pancer batu besar berada persis ditengah-tengah utama mendala pura. Pada saat renovasi pelinggih Gedong Arca linggihnya Ida Bhatara Gana yang mana tidak dipindahkan dari pancer batu tersebut lewat pewisik. Maka pada waktu itulah Pura Puseh Saab diganti nama dengan Pura Puser Saab. Anehnya, disekitar utama mandala pada saat gempa bumi, tidak ada sama sekali getaran. Sehingga mulai saat itu masyarakat menyebutnya Pura Puser Saab. Satu-satu Pura Sad Kahyangan yang ada di Nusa Penida yang mempunyai banyak arca.

Keajaiban arca tersebut jumlahnya bisa sedikit bisa banyak terbukti pada saat piodalan saat Jro Mangku mau ngias Prelingga Ida Bhatara pembuatan karawista sudah terhitung sesuai prelingganya tapi setelah dipasang karawista akhirnya berkurang. Kejadian ini terlihat setelah pada sasih kawulu jumlahnya arca banyak sedangkan sasih ketiga justru berkurang. Setiap upacara yadnya yang diselenggarakan warga Nusa Penida terlebih dahulu nunas tirta di Pura Puser Saab untuk memohon kelancaran upacara yang dilaksanakan, “ terang Oka.

Pada saat musim kemarau panjang warga selalu kekurangan air, sehingga warga pengempon dan sekitarnya secara bersamaan datang (tangkil) untuk memohon hujan (tirta amerta). (*sjd)

Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.