Berbicara budaya di daerah cadas
dan berbatu Nusa Penida menarik ditelusuri lebih mendalam. Budaya terbentuk
akibat terisolir dikeliling lautan sehingga budaya Nusa Penida khas seperti
bahasa atau dielak & budaya berkesenian jauh berbeda dari pulau Bali pada
jaman kerajaan hingga sekarang. Secara spiritual dan geografis Nusa Penida
sebagai penyanggah dan benteng terakhir pulau Bali. Keterbatasan tidak
menyurutkan masyarakat tetap memegah teguh tradisi, budaya dan tentunya bahasa
khas Nusa Penida. Sumber mata air yang ada semunya bermuara ke laut selatan,
posisi sulit terjangkau. Kebutuhan air mengandalakan tadah hujan yang sering
warga menyebutnya cubang. Penampungan air hujan cara warga memenuhi kebutuhan
hidup.
Kembali pada bahasa yang
digunakan sehari-hari jauh pakem Bali. Banyak sudah yang melakukan penelitian
tentang bahasa Nusa Penida namun kesulitan, hampir setiap daerah memiliki kosa
kata masing-masing sehingga sulit diteliti. Sesama orang Klungkung belum tentu
paham mengerti apa yang diucapkan, tapi bila seorang bergaul dengan warga Nusa
Penida secara perlahan pasti mengerti." Lepeh kole" salah satu bahasa
dimana mengungkapkan gegundahan dalam hati seseorang kepada lawan bicara. Dan
masih banyak kosa kata Bahasa Nusa Penida lainya.
Jaman kolonial menyebut pulau
tandus dengan sebutan Bandit Island ada juga menyebutnya Pulau Gurun. Alasannya
dinamakan " Bandit " pada dasarnya tanah Nusa Penida sebagai tempat
berdiamnya orang pembangkang keras menentang kebijakan kerajaan kalau ibaratkan
jaman sekarang hampir sama dengan Nusa kambangan. Jiwa keras, berani melawan
arus tetap kuat melekat dalam jiwa warganya sampai sekarang. Kerakter tersebut
sudah mendarah daging dikenal ulet dalam berbagai bidang. Ketahanan mental
menapak jaman tantangan masyarakat menghadapi perubahan. Perubahan tidak bisa
dihindari tapi bisa difilter sesuai pakem kearifan lokal jenius. Keterlambatan
pembangunan menimpa daerah yang digadang telur emasnya Bali memuaskan asumsi
masyarakat menopang potensi alam, budaya dan sosial masyarakat lambat.
Kegundahan warga akan perubahan terjadi teriakan kencang berhembus. Kaum
marjinal bangkit dari terbelenggu zona terpurukan statemen masyarakat kelas
tiga. Kebangkitan pelan tapi pasti terjadi. Daerah tandus dan kering bersolek
menghias diri memperkenalkan kemolekan pada semua orang.
Nusa Penida Festival bentuk
implementasi wadah kebangkitan budaya, sosial masyarakat rasa bangga dan cinta
tanah tandus dan cadas. Explorasi ungkapan kebanggan dan cinta kesenian yang
dimiliki bentuk kemerdekaan diri. Kesenian khas berbeda dari pakem Bali pada
umumnya seperti tari Jangkang Pelilit, Gandrung Bangunurip, Sang Hyang Gerodok
serta kesenian lainya terangkat serta kesenian lainya. Seniman Bali
menyampaikan tari jangkang tidak sembarangan orang bisa menari. Sepandai-pandai
menari Bali akan sulit menari Jangkang Pelilit terlihat gampang tapi susah.
Gerak jauh pakem tari Bali pada umumnya justru itu keunikan tari ini.
Sejarah Tari Jangkang Pelilit
Kesenian Tari jangkang Pelilit berawal dari cerita dimana pada abad ke XVII seorang bernama I Jero Kulit, berasal dari Dusun Pelilit, Desa Pejukutan, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. I Jero Kulit sebagai Pembantu Raja " parekan " mengabdi di Kerajaan Klungkung.
I Jero Kulit di beri tugas oleh Sang Raja untuk member babi makan setiap hari. Tempat makanan babi adalah bernama kempul, salah satu music Tari Baris Jangkang yang bahannya berasal dari Perunggu.
Mengingat tempat makanan babi tersebut sangat unik dan menarik dari segi bentuknya, makan I Jero Kulit bekeinginan membunyikan dengan cara memukul kempul tersebut, dan ternyata kempul tersebut mengeluarkan suara yang sangat dahsyat dan menghanyutkan hati. Saat itulah I Jero Kulit berkeinginan meminta kepada Sang Raja.
Bertahun-tahun beliau bekerja sebagai pembantu Sang Raja, sehingga munculkan pemikiran, merasa rindu dengan sanak saudaranya untuk pulang ketanah kelahirannya di Dusun Pelilit dengan meminta kempul tersebut kepada Sang Raja di pakai Oleh-oleh. Setelah tiba di Dusun Pelilit, ternyata Sang Raja mengabulkan dengan hati nurani yang tulus ikhlas permintaan dari I Jero Kulit.
I Jero Kulit sekarang beranjak pulang, setibanya di Dusun Pelilit, I Jero Kulit tidak langsung pulang kerumah, melainkan mampir kekebunnya. Nama kebunnya adalah Bukit Jurang Runut Kempul yang dibawa ditaruh di Kubu/Pondok tempat beliau bertedu. Karena saking lelahnya beliau berteduh dan mengasuh sebentar, tiba-tiba terdengar bunyi kentongan secara bertubi-tubi, I Jero Kulit beranjak bangun mendengarkan asal suara kentongan tersebut, ternyata berasal dari Banjar Adat Pelilit. I Jero Kulit mendatangi tempat itu, ternyata masyarakat Banjar Adat Pelilit saat itu sudah berkumpul lengkap membawa senjata untuk menyatakan perang. Kelihan Banjar mengumumkan perang melawan desa sebelah perbukitan batas wilayah, I Jero Kulit merasa tertantang ikut bergabung dengan warga masyarakat tanpa membawa senjata. Masyarakat berangkat bersama-sama menuju tapal batas wilayah ternyata musuh sudah menunggu, tapal batas wilayah tersebut dekat dengan kebunnya I Jero Kulit. Begitu perang akan dinyatakan mulai berkecamuk, I Jero Kulit mengambil kempul tersebut dengan di bunyikan secara bertubi-tubi, musuh saat itu mendengar suara kempul yang sangat mengelegar dari pemberian Sang Raja, sehingga musuh mundur, sebab saat suara kempul itu adam rumput ilalang ikut bergerak di sekitar tersebut, musuh melihat padang ilalang tersebut ibarat tumbak siap menyerang musuh. Karena saking takutnya musuh, banyak musuh mati karena menabrak pohon dan mayatnya tersangkut diranting pepohonan, sehingga kemenangan saat itu ada di pihal warga Dusun Pelilit. Sambil merayakan kemenangan masyarakat paru membicarakan tentang kempul yang di bawa oleh I Jero Kulit sudah di anggap mempunyai nilai magis yang tinggi. Hasil parum Banjar Adat Pelilit akan dibangun tarian sakral Tari Baris Jangkang.
Kenapa dinamakan Tari Baris Jangkang, sebab di saat perang, kempul dibunyikan, padang ilalang ikut jungkang-jungking mengusir musuh. Simbul ilalang selalu di ikat pada ujung tombak sebagai simbul untuk ikut memenangkan perang, sehingga sampai sekarang padang ilalang sebagai penangkal bala siapapun yang ikut menari. Jika ada Upacara Agung di Puri Raja, Tari Baris Jangkang selalu di panggil sebagai Tari Sakral.
Tari Jangkang implementasi tari perjuangan atau tari pahlawan dengan pasukan yang kuat. Filosofi tari tersebut sebagai penolak terjadinya bala, sehingga setiap Pujawali di pura-pura, tari tersebut dipentaskan. Kempul sebagai pengiring tari disakralkan hingga sekarang jika dipentasakan menggunakan duplikat kempul. Gerak tari magis dan sakral menggunakan lakon " Guak maling banten, Buyung masugi & Jelatik maisik. Selain tolak bala tari jangkang jika dipentasakan orang sakit bisa sembuh dan lama mandul akan punya anak. Kempul alat musik pengiring utama dalam tarian ini twntunya gamelan lainya sebagi pemanis dan pelengkap harmoni alunan tabuh antara lain gamelan satu pasang, Petuk, Cengceng dan Dengdeng. Kostum jangkang menggunakan kain tradisional bernama cepuk sebagai saput luar, celana dan baju kaos dan sabuk.
Kebesaran aura Nusa Penida selain kesenian khas dari dulu dikenal sebagai tempat menekuni spiritual. Sesuai dengan cerita babad Noesa kutipan dari buku karangan Mangku Budha. Di ceritakan Dewa Wisnu turun ke bumi mengambil wujud manusia bergelar hyang toh langkir,dan tinggà l di sebuah gunung berñama gunung agung ,serta membangun sebuah kerajaan.kemudian di susul juga oleh dewa siwa turun ke bumi mengambil wujud manusia pandita bergelar Dukuh Jumpungà n,dan tinggal di sebuah gunung bernama Gunung Mundhi,serta membangun sebuah pertapaan sebagai pusat ritual pemujaan kepada Dewa Siwa. Setelah itu Dukuh Jumpungan membuat sebuah perahu yang di pakai untuk mengelilingi samudra dalam rangka menyebarkan ajaran gama tirta,yaitu sebuah ajaran agar umat manusia menjaga kelestarian alam melalui ritual agar memperoleh kedamaià n jiwa. Oleh karena itu, Dukuh Jumpungan selalu singgah di setià p pulau yang di lewati dan mengajarkan umat ajaran gama tirta di mulai dengan kanda pat buta kemudian kanda pà t sari dan di là njutkan kanda pat Dewa hingga proses untuk memperoleh panugrahan kanda sanga tanpa sastra dà ri dewata nawa sanga , Dukuh Jumpungan mengajarkan ajaran gama tirta dengan cara yang berbeda sesuai dengan tradisi di masing masing tempat sehingga muncul penamaan yang berbeda walau intinya semua sama, karna kebijaksanaan Dukuh Jumpungan maka dia di kenal sebagai pertapa agung,dan karna sifat welas asihnya dia di beri gelar budha kecapi ( manusia tercerahkan) sehingga nusa penida pada jaman itu menjadi tujuan para pertapa dan pencari kebenaran untuk memperoleh ajaran kelepasan/kamoksan.
Setelah itu Dewi Parwati Karna melakukan kesalahan juga turun ke bumi mengambil wujud sebagai Dewi Rohini,membangun sebuah kerajaan di sebelah tenggara gunung mundhi,selain itu Dewi Rohini juga menimba ilmu di pertapaan puncak mundhi,setelah berjalannya waktu kerajaan dewi rohini semakin besar dan terkenal semua itu di karenakan patihnya yang sakti mandraguna yaitu gede pengerurah yang terkenal dengan nama Irenggan. Irenggan merupakan cucu dari Dukuh Jumpungan dan iya menguasai ilmu perang dan ahli strategi sehingga banyak kerajaan di Nusantara di tundukan,Irenggan juga sangat senang berpetualang mengelilingi samudra dengan perahu sakti warisan dari kakeknya. Pada suatu ketika kebesaran dan kejayaan kerajaan Noesa di dengar oleh raja di Bali yaitu Hyang Toh Langkir ,Hyang Toh Langkir merasa tidak senang mendengar ada seorang wanita menjadi raja yang besar dan mempunyai wilayah yang luas,seolah-olah merasa tersaingi maka Hyang Toh Langkir membuat rencana untuk menundukan kerajaan Noesa yang di pimpin seorang wanita yang menjadi ratunya. Rencana yang di buat yaitu tipu muslihat karna dengan berperang mengadu kesaktian dan pasukan secara terang terangan Hyang Toh Langkir tidak mampu mengalahkan ratu Dewi Rohini dengan pà tihnya yang maha sakti,oleh karena letak kekuatan kerajaan Noesa berada pada patih Irenggan maka untuk melemahkan kerajaan Noesa maka tipu muslihatnya mengadu domba patih Irenggan dengan ratu dewi rohini,dengan kecerdikannya raja hyang toh langkir berhasil memperdaya patih irenggan untuk memberontak,akan tetapi ratu dewi rohini berhasil menanggulangi pemberontakan patih irenggan,dan membuat irenggan menjadi sadar bahwa dia telah di perdaya untuk di adu domba,menyadari dirinya telah di perdaya oleh raja hyang toh langkir seketika itu patih irenggan menjadi sangat marah dan berencana menghancurkan kerajaan bali,dengan amarah yang memuncak patih irenggan berangkat ke bali bersama pasukannya dengan menaiki perahu sakti dukuh jumpungan,maka terjadilah perang yang sangat sengit hingga membuat raja hyang toh langkir menjadi kewalahan dan pada saat itu kembali raja hyang toh langkir menggunakan tipu muslihat karna kesaktian patih irenggan pada saat itu ada pada perahu sakti dukuh jumpungan maka yang menjadi sasaran adalah perahu tersebut dan raja hyang toh langkir berhasil membuat perahu yang di naiki oleh patih irenggan bersama pasukan menjadi oleng dan hanyut terdampar di pulau nusa cenik.patih irenggan merasa malu karna kalah melawan raja hyang toh langkir akibat amarah yang berlebihan sehingga menutup semua pengetahuannya yang berakibat kesaktiannya tidak dapat muncul akhirnya patih Irenggan menetap di pulau nusa cenik,sementara sebagian pasukannya kembali ke kerajaan di pulau nusa gede,serta ada juga tinggal di pulau Nusa Lembongan.
Mendengar laporan tentang kekalahan patih Irenggan bersama pasukannya Ratu Dewi Rohini menjadi sangat marah dan mengeluarkan pastu,maka semuà pasukan patih Irenggan di pastu menjadi wong samar dan semua jenis senjata dan pusaka serta pecahan perahu juga tidak luput dari pastu Dewi Rohini.
Singkat cerita Dewi Rohini melahirkan seorang putra yang di berinama dalem sawang ,dalem sawang sangat suka mempelajari ilmu kadikjayaan dan bertapa sehingga dia menjadi sakti karna banyak memperoleh panugrahan para dewa,suatu ketika dalem sawabg bertanya kepada ibunya tentang siapa ayahnya ,karna selama ini dia tidak pernah melihà t ayahnya,dan dewi rohinipun menceritakan semuanya tentang kejadian yang terjadi di kahyangan dan mengatakan kalau ayahnya adalah dewa siwa,mendengar cerita ibunya tentang siapa ayahnya dan apa yang di alami oleh ibunya selama ini ,dalem sawang menjadi sedih. Setelah mendengar cerita ibunya dengan bergegas dalem sawang menuju puncak mundhi dan melakukan pertapaan berat mohon ampunan kepada dewa siwa agar ibunya di ampuni atas semua kesalahannya dan mohon agar dewa siwa berkenan menemuinya,karna ketulusan hatinya sehingga dewa siwa berkenan turun dan memberikan panugrahan.semenjak saat itu dalem sawang menjadi sangat sakti dan tidak ada satupun manusia di bumi dan dewa di kahyangan yang mampu mengalahkannya,setelah itu dalem sawang di angkat menjadi raja menggantikan ibunya dan gede mecaling putra patih irenggan juga merupakan ipar dalem sawang termasuk juga cicit dari dukuh jumpungan di angkat menjadi patih.keduanya sangat sakti terlebih gede mecaling yang memperoleh banyak panugrahan para dewa ,diantara panugrahan yang paling menonjol yaitu panugrahan panca taksu dan panugrahana kanda sanga tanpa sastra,juga mempunyai pasukan wong nyata dan wong samar .berkat kesaktian keduanya sehingga banyak kerajaan ( puluhan) di nusantara di tundukan,semakin hari kerajaan semakin besar dan wilayah kekuasaan semakin luas ,di jaman itu nusa sangat di segani di nusantara dan setiap orang yang mendengar nama raja dalem sawang dengan maha patih gede mecà ling akan merasa merinding bulu kuduknya karna saking saktinya.
Kemasyuran kerajaan nusa yang di pimpin oleh raja dalem sawang putra dewi rohini dengan maha patih gede mecaling akhirnya di dengar oleh raja hyang toh langkir dan kali inipun raja hyang toh langkir merasa tidak senang .maka kembali hyang toh langkir berkeinginan untuk menundukan kerajaan nusa,dengan segera hyang toh langkir menyusun rencana yaitu sebuah siasat agar dapat mengalahkan raja dalem sawang dengan maha patih gede mecaling secara terpisah ,karna jika keduanya bersatu sangat mustahil untuk di kalahkan ,serta untuk mengalahkan keduanya juga butuh tipu muslihat karna keduanya kebal sejata dan sangat sakti,maka mulailah raja hyang toh langkir melaksanakan rencananya dengan mengutus putra angkatnya yaitu dalem dukut ke nusa,tanpa pasukan dengan tujuà n mengajak dalem sawang perang tanding satu lawan satu tampa melibatkan pasukan.setiba di nusa dalem dukut di sambut oleh raja dalem sawang dan terajadi beberapa kesepakatan antara lain perang tanding satu lawan satu, perang tanding di lakukan di siang hari, perang tanding hari pertama menggunakan semua jenis senjata, perang tanding hari kedua mengadu ilmu kadikjayaan, perang tanding hari ke tiga mengadu kecerdasan ilmu pengetahuan, siapa yang kalah bersedia menjadi tawanan.
Setelah di sepakati maka ke esokan hari perang tanding di mulai ,perang tanding begitu dahsyatnya akan tetapi dalem dukut tidak mampu mengalahkan dalem sawang karna dia kebal semua jenis senjata.kemudian di lanjutkà n keesokan harinya mengadu kadikjayaan dan di hari yang ke dua dalem dukut hanpir di kalahkan oleh dakem sawang,kemudian dalem dukut minta perang tanding di tunda untuk beberapa hari dan dalem sawang sepakat,keesokan harinya istri dalem dukut datang ke nusa membawa pesan rahasia ( paruh manuk dewata)dari raja hyang toh langkir,setelah mendengar pesan hyà ng toh langkir maka ke esokan harinya perang tanding mengadu ilmu pengetahuan di lanjutkan ,pada perang tanding kà li ini dalem sawang dapat di kalahkan dengan tipu muslihat,tidak rela rakyat nusa dan semua kekayaan nusa di kuasai oleh dalem dukut yang telah berlaku curang dalam pertandingan,maka dengan segera dalem sawang pergi menuju pertapaan puncak mundhi guna nenyelamatkan rakyat nusa juga semua harta kekayaan nusa maka setelah tiba di pertapaan dengan amarah yang amat sangat dalem sawang mastu gunung mundhi,dengan menghentakan kaki tiga kali gunung mundhi menjadi jebol dan patah,semua berhamburan jatuh ( peristiwa tersebut di kenal dengan nama watu gunung runtuh) runtuhnya gunung mundhi yang nenjadi pusat ritual pemujaan dewa siwa.dengan jebolnya gunung mundhi sehingga banyak bukit bertebarandi nusa penida ,selain itu tirta asta gangga di pertapaan puncak mundhi juga menjadi muncrat ke laut ,serta harta pusaka semua terpendam di bawah tanah dan di goa goa serta rakyat nusa juga di pastu menjadi wong samar,beberapa pastu seperti jineng menjadi batu jineng,lumbung menjadi batu lumbung, gentong tempat air menjadi batu atuh, kasidian/kawisesan Nusa menjadi batu.
Gunung mundhi terpotong menjadi tiga bagian pangkal bukit mundhi, tengah bukit tunjuk pusuh, puncak bukit teletabis. Tirta asta gangga muncrat ke laut terdiri dari tirta sanjiwani di prasi, tirta kamandalu di penida, tirta kundalini di Tameling, tirta pawitra di Tabuanan, tirta maha pawitra di Seganing, tirta pralina di Watas, tirta pengurip di Peguyangan, tirta pasupati di Sekartaji.
Setelah selesai mastu dalem sawang menyerahkan diri sesuai kesepakatan kepada dalem dukut ,maka dalem sawang beserta ibu,istri dan anak di bawa ke bali dan oleh raja hyà ng toh langkir dalem sawang di tahan di padang bay sementara ibunya dewi rohini di tahan di goa lawah.
Di saat yang bersamaan raja hyang toh langkir juga mengirim utusan ke nusa untuk mengalahkan maha patih gede mecaling ,kali ini yang di kirim adalah seorang raja dari luar pulau bali yang merupakan teman dekat bernama hyang indra ,dengan cara yang sama seperti strategi mengalahkan dalem sawang ,raja hyang toh langkir memerintahkan raja hyang indra sehingga maha patih gede mecaling dapat di kalahkan, setelah kalah gede mecaling bersama pasukan wong samar ( pasukan patih irenggan + rakyat nusa) di tugaskan oleh raja hyang toh langkir mejaga pulau nusa penida karna telah menjadi wilayah kerajaan bali,maka mulai saat itu pulau nusa penida di jaga oleh para wong samar yang di pimpim oleh gede mecà ling ( papak poleng) dan istri ( papak selem) sampai batas waktu pastu di supat dan kembalinya semua yang jatuh ke puncak.
Oleh ; Santana Ja Dewa
Pemerhati seni dan budaya
0 comments:
Post a Comment