Warga Enggan Kunjungi Museum Bali

 Museum Bali (foto/sjd)

DENPASAR, Warga mulai enggan berkunjung Ke Museum Bali yang terletak di sebelah timur Lapangan Puputan Badung. Museum yang dibangun sejak tahun 1910 diresmikan untuk umum 1932. Berbagai faktor penyebab disamping akses menuju museum terkendala macet juga berkembangnya tempat wisata selain museum seperti pasar seni, gallery serta lainya.

Hal ini diakuai Dewa Putu Ardana Kasi Edukasi dan Preparasi Unit Pelayanan Terpadu Museum Bali saat menyambut kedatangan peserta workshop penulisan sejarah yang digelar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan penurunan tingkat kunjungan kemungkinan masyarakat berwisata ke tempat lain yang kian marak. Tentunya yang berkunjung kesini hanya orang tertentu melakukan studi. Akses juga sangat mempengaruhi krodit, sulitnya bus-bus masuk ke museum.

" Kami tetap berupaya mengairahkan minat masyarakat berkunjung ke museum berkerja sama dengan pelaku pariwisata (ASITA). Apalagi pihak Pemkot Denpasar museum bagain dari city tour sedang berjalan, " terang pejabat asal Mengwi, Badung.

Museum yang diprakarsai oleh Asisten Residen untuk Bali Selatan W.F.J Kroon mendapatkan sumbangan pemikiran Th. A Resink meliliki gagasan mendirikan museum etnografi guna melindungi benda-benda budaya. Museum diarsiteki oleh Kurt Grundler kebangsaan Jerman berkalaborasi dengan undagi lokal I Gusti Ketut Rai dan I Gusti Ketut Kandel dari Denpasar.

Museum Bali memiliki halaman luar (jaba sisi), tengah (jaba tengah) dan dalam ( jeroan). Halaman dibatasi tembok dan gapura sebagai pintu masuk, bale kulkul disebelah selatan jaba tengah. Halaman dalam terdapat tiga gedung diantaranya gedung Tabanan, Karangasem dan Buleleng yang diperuntukan untuk memamerkan koleksi dari jaman pra sejarah, sejarah kebudayaan Bali. Gedung Buleleng memamerkan perkembangan alat tukar sebelum dan sesudah uang kepeng di Bali, gedung Karangasem memamerkan tentang cili sebagai lambang kesuburan yang dipercayai sangat berpengaruh kehidupan masyarakat Bali dan gedung Tabanan digunakan memamerkan perkembangan keris sebagai mahakarya nusantara. (*)


Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.