Peserta Workshop Kunjungi Kerta Gosa "Pelestarian Seni Lukis Wayang Kamasan"

perserta workshop melihat ornamen Kerta Gosa (foto/sjd)

KLUNGKUNG, Sejarah lokal memberikan andil sumbangsih pembendaharaan sejarah nasional. Kisah heroiknya telah mengobarkan semangat cinta ibu pertiwi mengorbankan jiwa dan ragannya. Sejarah lokal di daerah masih belum diungkap dipermukaan, ada tapi beberapa daerah saja.
"Tenaga Penulisan Kesejarahan bisa dihitung, dibandingkan dengan penulisan lainya. Kondisi tersebut, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI mengadakan workshop tiga tempat secara bersamaan antara lain Bali, Padang & Pangkal Pinang, " kata Ketua Panitia Andi Syamsu Rijai saat sela-sela kunjungan workshop di Kerta Gosa, Klungkung, Jumat (13/5).

Ingin tahu lebih mendalami sejarah, menurutnya peserta seksama mengikuti arahan dan bimbingan jadi penulisan kesejarahan. Anehnya, 30 peserta berasal bukan dari ilmu sejarah, aneka disiplin ilmu, korator, seniman dan pewarta berbaur. " Penulisan sejarah bermunculan mengungkap tabir dimensi yang belum terungkap tentang sejarah lokal, tapi kaidah metode penulisan tetap menjadi acuan berkarya, " pintanya.

I Ketut Sandika peserta workshop, sejarah penting sebagai acuan dalam melihat dimensi masa lampau sebagai wujud mepresentasikan era baru. Walaupun bukan bisik ilmu sejarah, Sandika mengatakan agama dan sejarah berkaitan erat tidak terpisahkan. Satu kesatuan jika dirunut agama dan sejarah memberikan warna baru peradaban manusia, " ujar dosen Agama Hindu IHDN.

Hal yang senada korator seni I Made Susanta Dwitanaya , dunia seni tidak terlepas bagian dari sejarah, seniman berkarya dari sejarah. Imajinasi liar mereka melahirkan berbagai karya mengagumkan terinspirasi dari sejarah. Penyampian mereka baik berupa gambar visual, instalasi seni, sastra dan lainya. Ilmu sejarah bekal seorang perupa mempresentasikan lewat karyanya,” terangnya.

Peserta Workshop mengnjungi Kerta Gosa, Klungkung dan Maestro Pelukis Wayan Klasik Kamasan. Terkesima melihat ornamen menghiasi langit-langit Bale Kambang dan Bale Pengadilan “ Kerta Gosa” era Kerajaan Klungkung. Setelah selesai, rombongan berangkat menuju Desa Wisata Kamasan.

Maestro Pelukis Klasik Wayang Kamasan I Nyoman Mandra menjelaskan seni lukis sudah sejak jaman kerajaan Gelgel berkembang pesat, beransur-ansur terutama tukang sket gambar wayang mengandalkan tiga orang itupun masih keadaan sepuh. Perhatian Pemerintah Klungkung memberikan angin segar pelestarian. Lomba melukis wayang Kamasan jadi kalender rutin setiap hari besar. Selain itu, pelukis tua jadi perhatian.(*)


Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.