Pura Batumelawang, Ceningan (foto/buda)
LEMBONGAN, Ujung barat Pulau Ceningan terdapat sebuah goa rumah bagi burung walet sebelahnya Pura Batumelawang. Selain itu, Pura Batumelawang di bawah pura sebuah goa ukurannya cukup besar kurang lebih 3 are luasnya, goa walet terdiri dari 3 mandala atau 3 pintu yaitu pintu pertama bernama parangan bolong pintu kedua bernama parangan belah dan pintu ketiga parangan jambul dulu sebelum sebagai tempat beristana Ni Puri ( ra...tu niyang lingsir jagat nusa) istri dari Bhatara Lingsir Puncak Mundhi( Dukuh Jumpungan).
arca Pura Batumelawang (foto/buda)
Belakangan ini pemugaran pura di atas goa tempat umat berdoa kepada Ratu Niyang Lingsir sebagai pepatih beliau bergelar Ratu Gede Penangkalan. Disamping itu, Ni Puri membuat tempat tinggal berupa goa Batumelawang(sarang walet) dia juga membuat goa di bawah tanah berupa terowongan sebagai jalan menuju puncak mundi untuk berjunpa dengan rabin ide ( suami ) Dukuh Jumpungan tembusannya di goa Dalem Krangkeng. Selain itu, terdapat sebuah batu berbentuk semar bernama patok segara yang tidak lain adalah Ratu Gede Penangkalan pepatih dari Ni Puri.
Sesuai cerita babad Noesa, Mangku Buda mengatakan Goa betel setelah terputus akibat perahu I Renggan dan Pulau Nusa terbelah menjadi dua bagian maka tembusannya ada di pura batu banglas dan tembusan itu sekarang beranama Goa Raja. Ada cerita menarik tentang tembusan goa dari betel ujung barat pulau Nusa Ceningan hingga ke Goa Raja ujung timur pulau, suatu ketika ada tajen di Pura Batumelawang ayam aduan dari salah satu peserta terlepas keluar arena lari hingga masuk ke dalam Goa Betel. Pemilik ayam tidak tinggal diam mengajar berbulu putih terlihat jelas di goa pemilik terus mengajar larinya ayam sampai ke ujung goa, ternyata ujung goa tembus di Batu Banglas.
Ketika musim penghujan tidak kunjung datang warga setempat menggelar ritual mohon hujan memandikan patung di Pura Batumelawang ke pantai setempat. Ritual tersebut bertujuan memohon kepada penguasa semesta hujan segera turun. Ritual inilah dilakukan setiap tahun. Arca tersebut masih tersimpan di pura bernama Gede Penangkalan. Puja wali pura Batumelawang jatuh pada rahina purnama kapat sebelum piodalan Pura Bakung.
Pengemponnya banyak di atas 30 KK kebanyakan orang yang tinggal di Lembongan, dulu Ceningan sebagai tegalan tempat kerja dan lahan tersebut punya laba pura setengah dari Pulau Nusa Ceningan sebelah barat sedang setengah lagi laba Pura Bakung sebelah timur. (*)
Oleh ; Santana Ja Dewa
Sesuai cerita babad Noesa, Mangku Buda mengatakan Goa betel setelah terputus akibat perahu I Renggan dan Pulau Nusa terbelah menjadi dua bagian maka tembusannya ada di pura batu banglas dan tembusan itu sekarang beranama Goa Raja. Ada cerita menarik tentang tembusan goa dari betel ujung barat pulau Nusa Ceningan hingga ke Goa Raja ujung timur pulau, suatu ketika ada tajen di Pura Batumelawang ayam aduan dari salah satu peserta terlepas keluar arena lari hingga masuk ke dalam Goa Betel. Pemilik ayam tidak tinggal diam mengajar berbulu putih terlihat jelas di goa pemilik terus mengajar larinya ayam sampai ke ujung goa, ternyata ujung goa tembus di Batu Banglas.
Pura Batu Banglas (foto/buda)
Ketika musim penghujan tidak kunjung datang warga setempat menggelar ritual mohon hujan memandikan patung di Pura Batumelawang ke pantai setempat. Ritual tersebut bertujuan memohon kepada penguasa semesta hujan segera turun. Ritual inilah dilakukan setiap tahun. Arca tersebut masih tersimpan di pura bernama Gede Penangkalan. Puja wali pura Batumelawang jatuh pada rahina purnama kapat sebelum piodalan Pura Bakung.
batu semar (foto/buda)
Pengemponnya banyak di atas 30 KK kebanyakan orang yang tinggal di Lembongan, dulu Ceningan sebagai tegalan tempat kerja dan lahan tersebut punya laba pura setengah dari Pulau Nusa Ceningan sebelah barat sedang setengah lagi laba Pura Bakung sebelah timur. (*)
Oleh ; Santana Ja Dewa
0 comments:
Post a Comment