Tari Jangkang Tukadsaang " Peneduh Jagat, Rasa Syukur Atas KaruniaNya"

Tari Jangkang Tukadsaang (foto/sjd)


PEJUKUTAN, Tari Jangkang selama ini hanya dikenal Jangkang Pelilit, ternyata daerah lain memiliki tari sakral ini. Tari persembahan rasa syukur atas keberkahan. Pakem diluar tari Bali, gerakan tari lebih diadopsi dari lingkungan setempat. Surara kempul ciri khas tarian ini, irama nada sederhana. Pakaian yang digunakan mengandung filosofi udeng bergaris hitam dan putih pertanda dunia dua kekuatan bertolak belakang tapi kompak seperti air dan minyak sulit dipisahkan hebatnya saling mendukung satu sama lainya " ruwebeneda".

Penari meliuk-liuk mengikuti irama gamelan suara kempul pemandu gerak tari. Aroma sakral terasa kental, jiwa terkontaminasi tergiring suasana tari tersebut. Ujung tombak menandakan sebuah sikap pemberani " satria" karena tari sebuah peneduh keharmonisasi alam.

Menurut Kelian Banjar I Putu Winarta, tari Jangkang Tikadsaang dipentaskan saat piodalan pura kahyangan tiga sebagai rasa bersyukur kehadapan Ida Sang Hyang Widi atas keberlimpahan karuniaNya. Sementara kapan tari muncul dia tidak bisa menjelaskan dengan rinci. Jumlah penari 9 orang khusus anak-anak sesuai konsep arah mata angin " nawasinga".

Tidak mengurangi makna kostum sedikit ada perubahan terutama saput dan lainya masih tetap seperti aslinya. Pembinaan penari terus dilakukan regenerasi. Atensi dari pihak pemerintah Kabupaten Klungkung sudah memberikan dana pembinaan, " tuturnya pembina tari. (*)


Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.