Rumah
" Gala-Gala" (foto/pakrama)
LEMBONGAN, Rumah tempat bersandar saat lelah. Sandiwara
kehidupan senang, sedih, bimbang, gelisah, bahagia rumah saksinya. Setiap orang
mendambakan rumah layak. Rumah bentuknya itu-itu saja, hal yang beda bahkan
anti maestreams. Rumah bawah tanah atau yang disebut Gala-Gala "
underground house" hanya ada di Desa Lembongan persis di depan kantor Desa
setempat.
Pandangan seniman justru mendombrak egomoni menghasilkan karya
yang mengagumkan. Rumah yang dibuat pada masa itu
tahun 1961 selesai 15 tahun kemudian dikerjakan seorang diri. Made Byasa
dikenang sebagai seorang pedalang. Sehari-hari berkesenian tanpa mengharapkan
sesuatu. Kisah pewayangan Mahabrata mengilhaminya membuat karya instalasi seni.
Batu kapur disulap olehnya sebuah rumah. Ide gila ini banyak kritikan menyerang
tapi baginya adalah motivasi melanjutkan cita-cita terpendam. Teguh dalam
pendirian menggali sudah tak terhitung tetesan keringat yang mengalir. Seni dan
filosofi agama tetap dikawinkan dalam karyanya.
Sederhana alat yang digunakan
Made Byasa kekuatan spiritual, kenyakinan dan energi semesta satu persatu
bagian rumah rampung. Lengkap ada tempat pemandian disampingnya sebuah sumur,
kamar tamu, dapur dan ruang tidur. Hebatnya sirkulasi udara masih terjaga, saat
hujan genangan tidak terlihat. Layaknya seorang arsitek handal. Ilusinasi,
intuisi jauh kedepan.
" Leluhur Kami emang diakui
seorang yang nyeleneh membuat sesuatu tetap mendepankan prinsip agama dan seni,
" kata pewaris Rumah Gala-gala I Wayan Suarbawa.
Suarbawa cucunya Made Byasa
mengatakan rumah yang diwariskan telah memberikan hidup keluarga dan
saudaranya. Wisman dan wisdom penasaran melihat rumah unik ini.
"Berbondong-bondong datang,
saking penasaran tamu pernah bulan madu seminggu bermalam. Sensasi beda mungkin
mereka rasakan," terang pria berbadan blongsor. (*)
0 comments:
Post a Comment