Titik Tengah Tempat "Keramat"


 
lambang kesuburan salah salah benda yang ebrada di museum Bali (foto/ketutsandika)


Tabu sering diumpet-umpetin bila membicarakan satu ini, padahal kehidupan lahir berkatnya. Menginjak kaki pertama perjalanan kehidupan antah barantah hasil kalaborasi menguras energi kalau diuangkanpun tak mampu membayarnya. Kekuatan super dasyat kekuatan magis titik tengah. Gairah terpacu kencang detak jantung berdebar-debar kalahkan musik deadmetal, jiwa berimajinasi, ilusi datang segala arah semesta ikut menyumbangkan energi.

Tak salah kekuatan besar selalu hadir bila saktinya telah memberikan dukungan. Kehidupan sedang berproses. Proses inilah harus mendapat persetujuan secara resmi tidak ilegal, petak umpet pun hilang seketika. Secara sah direstui, pemuka adat, keluarga, teman-teman,kolega entah siapa lagi hadir jadi saksi. "Nyegara Gunung" pertemuan gunung dan laut suatu hal paling disakralkan keharmonisasi, seimbang jagat.

Kekuatannya tergantung digunakan jika dilakukan ketulusan hati dijamin hasilnya sesuai dengan harapan, tentunya doa-doa bersuara jika digunakan salah akan memberikan petaka bahkan dekat kehancuran. Begitu juga titik tengah pertemuan arah, lampu kuning menyala harap-harap cemas membayangi. Persimpangan gelisah antara menunggu atau jalan. Kesabaran menentukan pergolakan yang terjadi, musibah sering menimpa ketidaksabaran jadi persoalan. Sabar, sabar dan sabar menyerahkah diri menunggu waktu hijau menyala. Persimpangan dalam diri, berpasrah pada sang waktu.

Rikala waktu samar-samar disinilah ujian. Fokus solusi akurat berjalan menuju keinginan. Nyata-nyata sering sebagian mendombrak melawan akhir cerita yang didapat malah celaka. Melawan keinginan emang susah kadang gampang, beban merasa berat ketika keinginan tidak terpenuhi. Lega, lepas beban rontok dengan sendirinya bila sudah dipenuhi.

Sadar atau setengah sadar filosofi merunut kebelakang bahkan manusia telah menjadikan titik tengah sebuah "kesuburan". Kesederhanaan manusia prasejarah Bali, menggambarkan tentang kesuburan. Penggambaran ini bukanlah sebuah mitos sesat dan tabu, tetapi penuh makna semion kejelasan dari peradaban yang melihat terma kesuburan dari perspektif berbeda. Prototipe seperti ini banyak ditemukan di Bali sebagai pesan simbolik peradaban yang apa adanya.(*)



Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.