Pedalangan Masih Kurang Diminati

penampilan perdana dalang D"Semut (foto/sjd)

BATUNUNGGUL, Seni pertunjukan wayamg kulit mengalami pasang surut, diera keemasan kehadiran tunggu masyarakat. Wayang adalah media pendekatan kepada masyarakat melalui cerita epos melegenda. Inovasi bergulir, kehadiran pertunjukan wayang telah perkembangan dengan hadir dalang inovatif seperti Ceng Blong. Muka baru dunia pedalangan menggeser paradigma lama tidak sebatas sebagai pelengkap upacara, tapi telah menghibur masyarakat.

Bakat dan keturu...nan sangat mempengaruhi seorang dalang disamping mengembangkan diri melalui sekolah formal pedalangan. Masih bisa dihitung jari yang minat pedalangan, segala upaya telah dilakukan agar seni pertunjukan wayang kembali meraih keemasan. Gempuran globalisasi adalah tantangan berat mempertahankan seni adi luhung.

" jurusan pedalangan masih menjadi momok seperti disiplin ilmu lainya, tidak sembarangan orang mampu itupun karena bakat dan faktor keturunan, " kata alumnus ISI Denpasar jurusan pedalangan angkatan 2015 I Dewa Gede Sukma saat ditemui pertunjukan perdana di Balai Banjar Batununggul.

Menurutnya, pedalangan masih kalah pamor dengan seni lainnya ini terbukti dengan minat jurusan pedalangan sepi peminat. Penyebabnya tiada lain, bakat dan keturunan. Kesulitan itulah, orang urung niatnya melanjutkan perkuliah pedalangan. Padahal seni ini sering dibutuhkan saat upacara yadnya, bukan sebatas pelengkap tapi filosofinya sangat memberikan jalan hidup dan petuah dalam cerita yang disampaikan dalang kepada penonton tentang makna hidup dan bukan sekedar dilahirkan di dunia.

Pria dua anak dan istri Desak Ketut Kasmiri menceritakan dirinya terjun pertunjukan seni wayang, awalnya ayahnya membayar kaul jika anak lahir seorang perempuan. Mujizat permohonan dikabulkan anak perempuan yang diidamkan lahir. Lengkap sudah keluarga I Dewa Gede Tamba 4 anak laki-laki dan satu perempuan. Sebetulnya ayahnya seorang seniman ukir dan lukis tradisi. Seniman alam ini membayar kaulnya dengan membuat seperangkat wayang dari hasil kerja kerasnya. Keinginan dan kegigihan seorang seniman alam merambah seni pedalangan.

Umur tidak bisa lagi mendukung ayahnya pensiun dunia pedalangan. Lama sudah seperangkat wayang tidak pernah tampil. Kepakuman tersebut, Dewa Sukma didorong olehnya serta keluarga melanjutkan estafet pedalangan. Ia tidak memusingkan umur mengejar mimpi yang lama perpendam mengembangkan ilmu pedalangan secara formal.

Setahun menyelesaikan pendidikannya, masyarakat Batununggul menginginkan dirinya melanjutkan kiprah ayahnya. Kebetulan moment tepat saat upacara ngaben masal, ia perdana tampil menghibur masyarakat sekaligus mencari pengalaman jam terbang.

Mendeklarasikan dirinya dengan nama dalang D'semut seperti dalang lainya di Bali. Nama itu diambil dari nama akrabnya, alhasil pertunjukan berjalan sukses. Kehadirannya ditunggu masyarakat Batununggul, jelang petang balai banjar diserbu penonton dari warga setempat.(*)

Oleh ; Santana Ja Dewa
Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.