salah satu warga membuat "bubu"alat tangkap tradisional (foto/yansu)
"Dulu semasih muda saya sampai memasang 9 buah bubu. Satu buah bubu bisa mendapatkan ikan 6 Kg dengan berbagai jenis. Biasanya kami jual. Kini hanya satu dua bubu yang bisa kami pasang", tutur I Ketut Desa (67) pembuat bubu dari Desa Sental Kauh.
Itu Ketut Desa ceritakan ketika ditemui dipinggir jalan sedang membuat bubu. Bubu adalah anyaman bambu yang dibuat sedemikian rupa untuk memerangkap ikan.
Ukuran bubu 1.5 x 0.5 meter. Ditenggelamkan di laut, sehari kemudian baru dicek apakah ada ikan atau tidak yang terperangkap.
Lebih lanjut, ia menceritakan diusia yang sudah lanjut dirinya sudah tidak mampu lagi memasang bubu lagi dilaut.
"Karena sudah tua saya tidak bisa memasang bubu lagi. Karena saat memasang bubu kita harus menyelam. Bubu yang saya buat ini untuk anak saya yang melanjutkan tradisi memasang bubu", ucapnya.
Tradisi menangkap ikan di pesisir Nusa Penida banyak jenisnya. Mulai metet, ngecesin, mohboh, pasang bubu, dan memasang geguan, nyundih adalah beberapa cara tradisional sederhana menangkap ikan di Nusa Penida.
Cara ini bisa digunakan untuk mendapatkan berbagai jenis ikan segar. Selanjutnya bisa disajikan di rumah makan saat pariwisata Nusa Penida mulai menggeliat.
Seperti yang dilakukan rumah makan batan bekul di Majuh Batumulapan, Made Tambun. Ia medapat ikan dengan metet dan menjual dirumah makannya di warungnya.
Menurut UPT Kawasan Koservasi Perairan I Nyoman Karyawan mengatakan seperti alat ini sangat cocok digunakan menangkap ikan, disamping memang ramah lingkungkan juga pemberdayaan masyarakat pesisir akan kebutuhan ikan. (*)
Thanks infonya bos https://bit.ly/2OOjO7O
ReplyDelete