Bade 3,5 Ton Diusung 500 Warga

warga menyambut suka cita ngaben masal di Batununggul secara bergantian warga mengusung bade seberat 3,5 ton (foto/sjd)


BATUNUNGGUL, Mentari tepat berada tegak lurus, Bade tumpang tujuh beserta lembu warna merah redup diarak di lapangan umum Sampalan, Selasa (12/7). Gemuruh gamelan pertanda dimulai, penonton merangsek ke lapangan tempat bade diarak. Sorak-sorak bersautan seirama gamelan, hampir satu jam belangsung ngarak bade.

Ngaben masal secara periodik gelar oleh pesemeton Sri Aji Kresna Kepakisan I Dewa Kaleran Desa Pakraman Dalem Setra Batununggul berjalan hikmat, atraksi budaya menjadi hiburan bagi warga sekitarnya. Wisatawan asing tak kalah ketinggalan membaur dengan warga menyaksikan moment langka.

Ngaben yang diikuti 48 sawa dari 205 KK, setiap warga dikenakan urunan sebanyak 10 juta. Persiapan perlengkapan ngaben dilakukan secara swadaya dan gotong-royong termasuk bade yang tingginya 17 meter dan lembu dipersiapkan empat bulan lamanya. Bade tersebut melibatkan 500 warga untuk mengusung dengan berat mencapai 3,5 ton.

" Upacara ngaben masal, kami hampir setiap digelar dilakukan secara swadaya guna menekan biaya. Keterlibatan masyarakat tentunya menumbuhkan rasa kebersamaan semakin erat, sementara bade dan lembu melibatkan 9 perupa lokal serta keterlibatan pemuda dalam pengarapannya. Kebetulan, pemuda kami mempunyai skil seni karena mereka pernah mengenyam pendidikan formal seni, " kata Ketua Panitia I Dewa Ketut Adi Surya Negara saat ditemui di tempat ngaben.

Sementara upacara memukur ( ngerorasin ) akan dilaksanakan 25 Juli dibarengi dengan metatah masal dilanjutkan upacara nuntun 3 Agustus mendatang.

Menurut Bendesa Pakraman Dalem Setra Batununggul I Dewa Ketut Tayanegara, ngaben masal tidak jaman dilakukan jor-jor atau berlebihan justru dilakukan secara swadaya melibatkan masyarakat tentunya pemuda. Sementara pelaksanaan ngaben dilakukan berbeda dari biasanya, dulu sawa preteka sekarang sawa rsi. Sawa preteka butuh waktu lama dan biaya. Hal ini sesuai dengan petunjuk dari Ida Pedanda Istri dari Geria Akah, Klungkung.

Rencananya, ngaben masal berikutnya akan digelar secara serentak, sementara ini dilakukan per-soroh atau klen ( pesemetonan ).

Atraksi ngusung bade jadi tontonan warga dan wisatawan asing dengan seksama menyaksikan sampai akhir. Fotografer ikut laurut dalan suasana ngaben masal, setiap momen diabadikan. (*)
Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.