Hari Anak Nasional 2016, Perupa Bali Pameran Bersama Di Jakarta

gallery pemeran Mandiri Art Charrity di Grha Bimasena, Jakarta

JAKARTA, Dinamika sosial masyarakat kian komplek terutama masalah anak-anak, berbagai kasus menghiasi pemberitaan berbagai media. Masalah pendidikan, pemerkosaan dan sebagainya. Miris, fenomena yang terjadi di masyarakat. Pendidikan anak adalah hak mereka dapatkan selayak mungkin, tapi berbagai faktor penyebabnya salah satunya ekonomi.

Sudut pandang tersebut, perupa menginplementasikan fenomena tersebut kedalam sebuah karya seni. Sebanyak sembilan perupa Bali ikut pemeran bersama di Jakarta diantaranya Perupa Made Djirna, Nyoman Sujana Kenyem, Putu Sudiana Bonuz, Ida Bagus putu Purwa, Ketut Sugantika, Made Wiradana, Ketut Teja Astawa, Wayan Suastama dan Made Galung Wiratmaja. Pemeran yang mengambil tema Mandiri Art Charity bertempat Grha Bimasena, Kemayoran Baru, Jakarta Selatan berlangsung 23 sampai 26 Juli mendatang.

Program kegiatan For The Children, For A Better World; 1001 Kesempatan Pendidikan Untuk Anak Indonesia merupakan sebuah kegiatan Pameran Amal (Art For Charity Exhibition) dan Art For Children yang men-sinergiskan hubungan antara aktivitas kesenian (seni rupa) dengan dunia pendidikan anak Indonesia. Sekaligus peringatan Hari Anak Nasional 2016 sengaja ditengahkan, gunanya untuk menggugah kembali kepedulian kita terhadap nasib pendidikan anak untuk saling peduli, " kata kurator Bayu W.

karya Wayan Suastama

Faktor estetika dalam konteks ini, menurutnya dapat kita lihat sebagai salah satu pilihan bahasa (bahasa visual;rupa) yang dapat melintasi batasan level kehidupan sosial, sehingga bahasa seni dapat masuk dalam berbagai lapisan masyarakat.

" Daya kreativitas dalam proses penciptaan karya seni bersandar pada penjelajahan setiap seniman dalam menghadapi persoalan kehidupan untuk mendapatkan suatu makna/nilai yang bisa bersifat subyektif maupun universal. Disini dinamika, " terang kurator asal Jogjakarta.

Perupa Wayan Suastama dan I Nyoman Sujana Kenyem melalui karya berpesan bahwa dunia anak, ruang gerak mereka telah dirampas terutama tempat bermain. Kecerian, riang gembira sudah menjadi kenangan bersama sudah dikalahkan dengan pengaruh global. Kebersamaan mereka pupus malah timbul permasalahan banyak perampasan moral anak. (*)
Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.