terumbu karang rusak di kawasan mangrove Desa Jungutbatu (foto/widananoesa)
Jungutbatu (waklaba.blogspot.com)
Gugusan pulau Nusa
Penida menjadi andalan destinasi wisata Kabupaten Klungkung terutama Nusa Lembongan
dan Nusa Ceningan. Disamping wisata alam, wisata bahari menjadi andalan. Terumbu
karang yang indah menjadi incaran wisatawan baik domestic maupun mancanegara.
Disayangkan, terumbu karang sebagian Nusa Penida rusak terutama di mangrove di
Desa Jungutbatu. Hal ini diakibatkan kelakukan para tamu yang snorkeling tidak
bawa buddy snorkeling hingga menginjak karang.
Hal ini disampaikan
Kepala UPT. I Nyoman Karyawan, aksi para tamu yang tak terpuji mengakibatkan
terumbu karang terhambat pertumbuhan. Pelaku pariwisata juga andil dalam hal
ini, parahnya ponton berjalan mengakibatkan karang rusak parah serta kurangnya
pengawasan akhirnya sesuka tamu sendiri, “ ujarnya, Jumat (8/5).
“ belum ada aturan
untuk itu masih koordinasi dengan perijinan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
& Beppeda terkait ponton berjalan. Dari pengamatan Coral Triangle Center hampir
satu tahun kegiatan ponton berjalan serta aksi lainya mengambat pertumbuhan
karang, “ terang Karyawan.
Lanjut Karyawan mengatakan
ijinnya bisa dicabut bila terbukti aktifitasnya mengakibatkan terumbu karang
rusak. Permasalahan tidak itu saja tenaga dive master. Selama ini dive master masih
dikuasai tenaga kerja asing. Solusinya, memberikan sosialisasi akan kebutuhan
dive master dan mengadakan pelatihan gratis bagi warga agar betul-betul bermanfaat
menjadi dive master. Kegiatan ini nanti kita berkerja sama dengan Lembongan Marine
Assositions (LMA).
“ bila pelanggaran dilakukan dive luar Nusa Penida baik dari
Sanur, Tanjung Benua, Padangbay maka masyarakat berkewajiban melaporkan ke UPT.
KKP, “ imbuhnya.
Coral Triangle Center
Dewa Wira Sanjaya mengatakan Kami sudah pasang beberapa mooring buoy dan setahu
saya rekan dive operator tidak pakai jangkar dan sudah sepakat. Perlu kita
tingkatkan sosialisasi ke para rekan snorkeler dan tamunya don't touch coral
dan mengikuti kode etik penyelaman dan snorkeling. Kami akan cetak kembali
brosurnya dan bagikan untuk bisa tetap menikmati taman karang Nusa Penida.
“ mari kita sama-sama
berbuat agar sumberdaya alam dan pesisir ini tetap memberikan manfaat kepada
masyarakat. Desa dan masyarakat Jungutbatu telah merasakan dampak dari indahnya
terumbu karang dan aset penting desa. Mari bergandeng tangan untuk berbuat sesuai
kemampuan yang kita punya. Kalau Bupati langsung dapat informasi dan lihat di
lapangan mudah-mudahan nanti kita bisa sama pikirkan solusinya. Teman-teman di
mangrove sudah sangat baik dengan melarang tamu berjalan di atas karang dan
buang sampah sembarangan, “ imbuh Wira.
Warga setempat Gede Yasa Swadhiaya kebetulan
seorang dive master sejak 1998 tapi sekarang sudah pensiun nyelam. Di desa kami
sudah ada himbauan dari pemerintah desa untuk tidak lego jangkar pada tempat
snorkling dan diving dan itupun sudah di jalankan oleh operator diving dan
snorkling yang ada di desa kami. Karena kami tahu pulau kami hanya punya itu.
Untuk itulah kami berusaha menjaganya.Bagi teman-teman yang mengetahui ada
operator/boat yang lego jangkar mohon untuk melaporkan Pemerintah Desa Jungutbatu.
Janganlah berprasangka buruk terhadap kami. Desa
kami telah memasang beberapa moring bouy di areal mangrove. Dan kalau penuh
maka diharapkan untuk saling bergandengan. Jangan hanya menyalahkan ikutlah
berbuat.
Oleh : Santana Ja
Dewa
0 comments:
Post a Comment