penyucian Ida Bhatara melasti di segara (foto/sjd)
BATUNUNGGUL,
Upacara ngedegang digelar Banjar Pakaraman Sampalan, Desa Dalem Setra
Batununggul berlangsung tadi pagi pkl. 09.00 wita, Rabu ( 6/1). Upacara diawali
melasti di segara Pelabuhan tradisional Sampalan.
Ketua
Panitia I Dewa Made Sudiarta, Kamis (7/1) mengatakan melasti mengawali upacara
ngedegang, Ida Bhatara pelawatan kepundut dari Pura Gunung Hyang kesuciang ke
segara. Biasanya tempat pelastian utara pura Dalem setempat, tapi kali ini
dilakukan berbeda. Sebelum pelabuhan Sampalan, tempat tersebut semula merupakan
tempat pelastian. Artinya mengembalikan tempat pelastian segimana sebelumnya.
Kegiatan bongkar muat barang maupun penumpang tetap berjalan.
"
perlengkapan upakara dan persiapan lainnya secara gotong royong dilakukan baik
krama maupun sekahe. Rasa kebersamaan terus berdeyut walapun gempuran
globalisai terus menyerang," ujarnya pria dikenal Dewa Lolik.
Ngadegang
salah satu upacara rutin digelar setiap tahun. Upacara tersebut sebagai wujud
syukur terhadap Penguasa Alam. Keseimbangan antara buana alit dan buana agung.
Menurut
Bendesa Desa Pakraman Dalem Setra Batununggul I Dewa Ketut Tayanegara, upacara
ini sebagai wujud terima kasih atas karunia yang sudah berikan oleh Penguasa
Alam. Ngadegang sendiri berasal dari kata ngadeg artinya berdiri. Ida Bhatara
pelawatan barong bangkal melasti disucikan di segara setempat. Setelah itu, Ida
Bhatara nyejer selama 11 hari.
"
Awal tahun musim penghujan upacara ini digelar, hal dimaksudkan agar jagat
landuh , teduh dan kerahayuan serta terciptanya kedamian setiap insan, "
terang Tayanegara.
Wisatawan
asing juga ikut larut dalam upacara tersebut. Wisatawan asal Australia Michael
White mengatakan Nusa Penida sangat unik, ini Bali masa lampau. Ciri khas
budaya masih kental dengan karakter masyarakat ramah. " Saya tertarik
dengan budaya kental dan aura spiritualnya masih terasa, " beber bule
sudah lama tinggal di Bali.
Oleh
; Santana Ja Dewa
0 comments:
Post a Comment