Ni Wayan Suci pengerajina yang masih tersisa (foto/yansu)
Klungkung
(waklaba.blogspot.com)
kain
songket salah satu kerajinan yang mempunyai nilai historis yang tinggi. Kerajinan
tersebut banyak digunakan saat berlangsungnya upacara. Hampir semua lapisan masyarakat
tahu kerajinan ini, tapi kerajinan ini mengalami masalah yakni kurang
tertariknya generasi muda. Permasalahan itu bertambah sulitnya pemasaran bagi
pengerajina. Selama ini hanya mengandalakan pengepul.
salah
satu pengerajin songket Ni Wayan Suci
asal.
Menurut pengakuannya, ia telah menekuni sebagai pengerajin tenun songket ketika
dirinya berumur 18 tahun. "Tiang ( saya,
red ) sudah menenun songket sejak SMA sekitar umur 18 tahun, berarti sudah 27
tahun, ungkap ibu 5 orang anak ini, Kamis (18/6/2015).
Selama
satu bulan Ni Made Suci menuturkan bisa menyelesaikan 2 lembar kain songket.
Dengan perlembar kain songket ia mendapat upah Rp.700.000,- . Sehingga totalnya
ia mendapat Upah 1.4 juta. Uang itu bersih ia terima karena bahan-bahan dan
alat penenunnya pun diberikan oleh para pengepul.
“
Tapi pengerjaannya paruh waktu karena saya mengerjakan pekerjaan rumah tangga,
ke ladang dan juga sebagai umat Hindu banyak kegiatan upacara, “ ungkap Suci.
Ketika ditanya mengapa harus melalui pengepul ? Ni Wayan Suci mengungkapkan sulit kita menjualnya langsung ke pembeli.
Ketika ditanya mengapa harus melalui pengepul ? Ni Wayan Suci mengungkapkan sulit kita menjualnya langsung ke pembeli.
"
Kalau lewat pengepul pesanan terus ada, selain itu bahanya juga disiapkan.
Untuk design tenunannya juga sudah disediakan, kita tinggal mengerjakannya
saja", imbuhnya.
Ditanya apakah pemuda-pemudi disekitar lingkungannya ada mengikuti jejak menjadi penenin songket? Ni Wayan Suci mengatakan minat generasi muda kurang.
Ditanya apakah pemuda-pemudi disekitar lingkungannya ada mengikuti jejak menjadi penenin songket? Ni Wayan Suci mengatakan minat generasi muda kurang.
"Anak-anak tiang tidak ada yang mau
menenun songket, mereka lebih senang berjualan di swalayan", jelasnya.
Plt.
Sekretaris Dekranada Klungkung I Wayan Sukadana
mengatakan
dengan
turun langsung ke pengerajin kita tahu masalah sebenarnya. Kedepan masalah
langkanya pengerajin menjadi ancaman serius kalau tidak segera ditangani.
Padahal hasil menjadi pengerajim tidak kalah dengan pegawai. Malah dapat di rumah santai “ ujarnya.
Oleh : Santana Ja Dewa/Yansu
0 comments:
Post a Comment