Esai ; Budaya Bali Mula " Ulu Apad " Cerminan menapak Jaman



Desa Bayung Gede merupakan desa Bali kuno yang memiliki kebudayaan yang berbeda dengan daerah lainnya di Bali. Salah satunya dalam pemerintahan adat yaitu posisi kepemimpinan diurut berdasarkan senioritas pernikahan dari kelompok masyarakatnya, disebut sistem Ulu Apad. Meskipun pada era modern telah terdapat bendesa adat dan kepala desa dalam tata pemerintahan di Desa Bayung Gede, namun yang memegang peranan dan mendapat legitimasi kepemimpinan utama adalah pejabat Ulu Apad. Pemimpin Ulu Apad kini tidak hanya dituntut mengurus persoalan adat namun juga persoalan sosial, politik, budaya, pariwisata, ekonomi, hukum, kesehatan dan pendidikan.
Persoalan tersebut menggunakan sistem administrasi yang sering kali berbeda atau bahkan bertentangan dengan sistem pengaturan adat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan sistem politik lokal Ulu Apad masyarakat Bali Mula di Desa Bayung Gede, serta memahami strategi yang dikembangkan dalam politik lokal Ulu Apad dalam menghadapi modernisasi menambah khasanah kebudayaan nasional yang bersumber dari kebudayaan daerah.

Ulu Apad adalah struktur adat dan politik lokal masyarakat Bali Mula yang bersifat komunal, bertipe pemerintahan kembar, dan mengedepankan demokrasi terpimpin. Prinsip senioritas pada sistem politik lokal ulu apad di Desa Bayung Gede mengharuskan orang-orang didalamnya menjalani proses puluhan tahun untuk bisa menduduki jabatan prestisius dan strategis. Hierarkis kekuasaan berbentuk zig-zag. Terdapat pula prinsip profesionalitas. Pelayanan terhadap masyarakat oleh pejabat ulu apad lebih banyak diselesaikan secara lisan. Meskipun demikian sisi fungsionalnya terpenuhi yaitu menjawab masalah pokok masyarakat. Ada pula kegiatan kesinoman atau humas adat yang fungsinya seperti media massa desa adat. Secara politik Desa Bayung Gede memiliki tiga pemimpin desa yaitu Jero Kubayan Mucuk, Bendesa Adat, dan kepala desa. Ketiganya bersinergi untuk memajukan masyarakat desa.

Strategi pejabat Ulu Apad dalam menghadapi modernisasi berdasarkan teori adaptasi budaya dari John Gulick yaitu dengan menguatkan identitas kelompok berdasarkan sifat-sifat eksistensialnya. Langkahnya yaitu (1) menjaga dan meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan sinergi antara adat dan dinas; (2) profesionalitas dan terus mengembangkan kesadaran untuk mengabdi di desa; (3) mengupayakan keberlanjutan budaya lokal; (4) adanya kepastian hak dan kewajiban masyarakat adat, serta (5) kelenturan budaya yang diterapkan dalam kebijakan ulu apad.

Penelitian kelompok mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Unud diantaranya Ni Ketut Nugrahaningari, I Dewa Gede Adi Pramana, Zainul Mukhsen dan Heri P Purwanto memberikan pemahan bagaimana budaya adiluhung mampu berbudikari di daerahnya sendiri. Rasa bangga dan cinta budaya sendiri sudah mengajar sejak lahir hingga menghembuskan nafas terkahir.



Bertahan Gerusan Perubahan

Desa Bayung Gede merupakan desa Bali kuno yang memiliki adat, budaya dan tradisi yang berbeda dengan daerah lainnya di Bali. Perbedaan budaya dikarenakan masyarakat Bali Mula sudah mewarisi tradisi Bali kuno sebelum migrasi orang Jawa saat runtuhnya Kerajaan Majapahit. Faktor geografis di pegunungan juga menyebabkan sulitnya kontak budaya dengan masyarakat luar.
Teguhnya masyarakat Bali Mula di Desa Bayung Gede dalam melestarikan budaya aslinya tercermin pada proses pemilihan pemimpin yang didasarkan konvensi lokal atau kesepakatan yang diwarisi secara turun-temurun. Sebanyak 164 krama desa telah bangga akan budaya sendiri mengakar melawan gerusan jaman globalisasi. Meskipun, telah terdapat bendesa adat dan kepala desa dalam tata pemerintahan di Desa Bayung Gede, namun yang mendapat legitimasi kepemimpinan utama adalah pejabat Ulu Apad yang pemimpin utamanya disebut Jero Kubayan Mucuk.

Ulu Apad adalah struktur adat dan politik lokal masyarakat Bali Mula yang bersifat komunal, bertipe pemerintahan kembar, dan mengedepankan demokrasi terpimpin. Prinsip senioritas pada sistem politik lokal ulu apad di Desa Bayung Gede mengharuskan orang-orang didalamnya menjalani proses puluhan tahun untuk bisa menduduki jabatan prestisius dan strategis. Hierarkis kekuasaan berbentuk zig-zag. Pemimpin ulu apad yang bergelar Jero Kubayan Mucuk tidak hanya mendapat legitimasi dalam bidang adat, namun secara menyeluruh pada semua bidang. Meski demikian prinsip profesionalitas tetap dijunjung. Secara politik Desa Bayung Gede memiliki tiga pemimpin desa yaitu Jero Kubayan Mucuk, Bendesa Adat, dan kepala desa. Ketiganya memiliki tugas dan tanggung jawab berbeda, namun tetap saling bersinergi untuk memajukan masyarakat. Strategi pejabat Ulu Apad dalam menghadapi modernisasi berdasarkan teori adaptasi budaya dari John Gulick yaitu dengan menguatkan identitas kelompok berdasarkan sifat-sifat eksistensialnya guna menghimpun kekuatan untuk mempertahankan sumber-sumber produksi. Eksistensi sistem ulu apad dapat dipertahankan dengan penguatan peran ulu apad dalam kehidupan keseharian masyarakat, sinergi antara pejabat adat dengan lembaga dinas, serta menjaga materi pendukung kebudayaan seperti tanah adat desa, pelaku budaya (krama pengarep), kepercayaan dan tradisi masyarakat Bali Mula.(*)

Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.