performance Putu Bonuz di Nusa Penida (foto/sjd)
BATUNUNGGUL, Hari Kemerdekaan RI ke 71 perupa I Putu Bonuz Sudiana pulang kampung merayakan hari bersejarah bangsa Indonesia. Sebagai perupa sekaligus penyair menjalani kehidupan lewat berkesenian momentum kemerdekaan menyuguhkan penggelaran puisi musikalitas dan demo melukis di hadapan masyarakat yang hadir. Kehadirannya pun memecah suasana dengan seksama warga melihat performance melukis dan baca puisi.
Masuk di mimbar panggung suas...ana hening sejenak begitu takjub melihat aksi yang dipertontonkan melukis. Goresan kanvas jari-jari lihai menggoreskan dengan cepat. Warna-warni cat tidak nampak tapi didombinasi warna hitam arsiran putih, perwarna yang digunakan arang yang sering digunakan manggang ikan. Baginya dirinya warna hitam putih adalah konsep dimana saling membahu namun sulit dipisahkan.
teatrikal Putu Bonuz (foto/sjd)
Lebih lanjut, Putu Bonuz membacakan puisi intuisi semangat berkobar bakar spirit perjuangan. Puisi bertema semangat "perjuangan " melawan penjajah dalam diri bergulat batin terdegradasi kemunduran moral. Seraya Putu Bonuz mengatakan pustaka Nusantara, pustaka Bali dan benteng terkahir ada pada pustaka pada tubuh. Kehidupan lebih baik jagalah tubuh kerja nyata.
Perupa asal Banjar Majuh, Dusun Batumulapan, Desa Batununggul kemunduran moral anak bangsa bagi dirinya perlu ruwatan dalam diri masing-masing. Hal yang kecil sekali akan jadi besar bersumber dari diri sendiri, sederhananya merdekakan diri dari terbelenggu kolonialisme masa kini.(*sjd)
Perupa asal Banjar Majuh, Dusun Batumulapan, Desa Batununggul kemunduran moral anak bangsa bagi dirinya perlu ruwatan dalam diri masing-masing. Hal yang kecil sekali akan jadi besar bersumber dari diri sendiri, sederhananya merdekakan diri dari terbelenggu kolonialisme masa kini.(*sjd)
0 comments:
Post a Comment