karya I Putu Bonuz Sudiana "Tetabuhan "
BATUBULAN-GIANYAR, Ritual sering dijumpai di Bali menggunakan sarana arak dan berem sebagai persembahan. Sarana upakara ini sering disebut tetabuhan. Hampir setiap ritual disudahi dengan tabuh arak dan berem jangan berpikir yang bukan-bukan, jika dimaknai secara difilosofi persembahan keseimbangan kekuatan alam baik buana alit dalam diri manusia dan bua...na agung alam semesta.
Ritual tetabuhan diangkat sebagai tema pameran tunggal perupa I Putu Bonuz Sudiana. Mengusung tema tersebut diangkat ruang pemeran memberikan pemahaman pecinta seni dalam berkreasi selalu mendepankan kesimbangan hidup walalau pun hidup serba susah. Rasa syukur keberkahan yang didapat patut disyukuri jangan melawan kehendak personal memaksakan keinginan.
Pemeran yang akan dibuka di Bidadari Art Space, Mas Ubud, Gianyar mulai 20 Januari mendatang selama sebulan.
" Para Pemabok Kesucian bertumbuh terus hingga samar antara benar dan salah. Mari TABUH kembali, Tata Bunyi, Nada, Irama hati, di seimbangkan, agar hidup menjadi gembira dan "sehat pikir" dalam menata "bumi" dalam diri, " kata Putu Bonuz.
Ritual Arak Berem, menurut Putu Bonuz merupakan keseimbangan dalam diri bahwa saat ini mulai terdegrarasi mental dengan mudahnya masuk kelembah pembodohan dan kedunguan. Gelap mata melihat dari satu sisi saja menganggap diri paling benar sementara yang lain salah. Mementingkan ego tanpa logika dan etika mempertahankan kedunguan.
Lebih janjut, kata Putu Bonuz arak berem itu simbol ke Akasa-Pertiwi (Arak akasa, berem pertiwi) sekarang ini banyak Buta kala bermunculan, Butakala yang eksis sakarang ini. Buta kala yang dimaksud manusia sudah gelap mata menghalalkan segala cara demi keberlangsungan diri. Jadi dengan ritual ini berharap manusia hidup stabil dan seimbang. Sehingga bumi pun menjadi damai makanya di sebut Nyomia.(*)
0 comments:
Post a Comment