Perupa Mengimplementasikan Medium Segi Tiga

suasana hangat dukungan perupa lainya pemeran “REMEMOAR”

GIANYAR, Karya perupa yang saat pemeran menggunakan kanvas berbentuk segi empat sudah lazin dilakukan. Beda dengan perupa tergabung dari Amarawati Art Community Tampaksiring digelar di Restu Bumi Gallery, Ubud-Gianyar yang bertajuk “REMEMOAR” ini menampilkan karya karya dua dimensional dengan format segi tiga.Pilihan ini hanyalah sekedar ingin menampilkan suatu yang berbeda dari format umumnya sebuah karya dua dimensional (lukisan atau drawing) yang memakai bidang segi empat. Selain untuk mencoba menawarkan sesuatu yang berbeda atas format umum segi empat dalam sebuah karya dua dimensional, hadir dalam benak apresiator yang hadir dalam pameran ini ketika berhadapan dengan hamparan visual yang terprentasikan di atas bidang bidang segitiga pada karya masing masing peserta pameran ini.

Hal ini disampaikan kuratorial I Made Susanta Dwitanaya saat dikomfirmasi, Selasa (31/1). Ia mengatakan tema pameran ini bermula dari bincang - bincang yang terjadi antara beberapa anggota Amarawati Art Community seputar kenangan kenangan yang berkesan di masa kecil ataupun masa remaja mereka tentang Tampaksiring. Sehingga muncul ide untuk menjadikan tema seputar kenangan atau memori tersebut sebagai sebuah tema pameran. Lantas tema tersebut digodok dan didiskusikan kemabali dalam berbagai kesempatan baik diskusi secara langsung maupun diskusi lewat media sosialsemisal group chat di masenger.

“Kami lalu bersepakat bahwa upaya menghadirkan tema seputar memori memori personal masing masing anggota komunitas tentang Tampaksiring bukan semata untuk bernostalgia dan beromantisme dengan masa lalu masing-masing yang sebagian besar memang menghabiskan masa kanak kanak atau remaja mereka di wilayah yang sama yakni Tampaksiring, “ kata Susanta.

Dasar konseptual kearifan lokal orang Bali para perupa dalam Amarawati Art Community untuk menjadikan bentuk segitiga sebagai pilihan format karya karya masing masing dalam menghadirkan interpretasi soal imaji masa lalu mereka soal Tampaksiring melibatkan 24 perupa dan sebanyak 48 karya. Menuangkan kembali memori masing masing dalam kanvas ataupun medium lainnya selayaknya aktivitas menulis sebuah memoar, ada pilihan sudut pandang atau fokus pada salah satu bagian dari kenangan personal masa kecil mereka yang paling khas atau paling berkesan bagi masing masing perupa.

Berbagai memoar yang biasanya tersaji dalam bentuk catatan catatan oleh para perupa dalam bentuk karya visual, didalamnya tentu saja tidak serta merta menghadirkan visual yang ilustratif tapi juga interpretatif bahkan sebagian lagi simbolik. Menilik karya – karya yang dihadirkan para perupa terbaca ihwal keanekaragaman sudut pandang dan interpretasi mereka dalam membaca tema seputar memoar tersebut. Tema tema semisal kondisi sosial budaya, lingkungan, bahkan spiritualitas, muncul pada masing masing bidang segitiga yang tersaji. (*sjd)

Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.