pelajar SMA I Nusa Penida kaleng bekas diubah sedemikian rupa jadi karya seni (foto/sjd)
PED, Beraktifitas berkesenian jalan terbaik bagi pelajar terhindar dari hal-hal negative. Pengaruh tersebut sangat riskan gampang ditiru dengan mudah seiring perkembangan kekinian. Mengajak pelajar mengembangkan bakat keranah berkesenian disamping menggenjot imanijasi serta mengexploitasi diri. Benih-benih berkesenian dikembangkan dengan bijak agar tidak lari kemana-mana. Berkesenian tentunya tidak jauh-jauh memanfaatkan barang bekas diolah menjadi sebuah karya seperti kaleng bekas, kertas serta stik es krim.
Barang bekas tersebut direspon apik pelajar secara bersama-sama sesuai imajinasi masing-masing dipadukan ide menarik. Karya pelajar SMA Negeri I Nusa Penida sepertinya lebih menonjolkan barang yang terpakai diubah barang bernilai tinggi. Arahan dan bimbingan sekolah fokus pada berkesenian baik berupa instalasi maupun berkesenian tradisi.
" Pihak sekolah sengaja mengarahkan pelajar berkesenian agar senantiasi terhindar dari godaan tidak menjerumuskan hal negative. Berksenian lewat karya seni adalah cara paling efektif buat pelajar menumbuhkan bakat serta merespon barang yang tidak bernilai menjadi sebuah karya seni, " ucap guru pembina Kesenian I Dewa Ketut Astawa saat ditemui beberapa waku lalu dalam acara lomba Kelompok Siswa Peduli Anti HIV-AIDS dan Narkoba ( KSPAN).
Dia menjelaskan wujud nyata sekolah peduli keberadaan siswa terhadap pengaruh narkoba. Aktifitas berkesenian adalah cara jitu mengarahkan mereka memupuk jiwa seni setiap siswa. Seperti karya ikan anatomi tulang terbuat dari kaleng bekas dibentuk sedemikian rupa. Warna asli kaleng bagian dalam tetap ditonjolkan hal ini dimaksudkan siapa saja yang melihat agar tau keberadaan kaleng bekas barang sama sekali tidak dilirik setelah seksama memandang dua pasang mata bahwa barang tersebut bisa dimanfaatkan jadi sebuah karya. Begitu juga dengan kertas, selama ini kertas dibuang seperti barang setelah menyelesaikan tugas dibuang saja.
Ketika direspon apik oleh siswa tumpukan kertas terlebih dahulu diproses penumbukan menggunakan air setelah halus baru proses pembuatan topeng yang diinginkan dilanjutkan.
" kami tetap mengarah pada topeng tradisi lebih banyak ketimbang topeng modern. Topeng tradisi adalah jadi diri Bali, " terang Astawa.
Sementara stik es krim dimanfaatkan miniatur perahu, rumah pohon serta miniatur lainya yang tak kalah menarik. Karya siswa yang dipajang tersebut di ruangan khusus juga menampilkan lukisan wajah seorang nenek. (*sjd)
0 comments:
Post a Comment