I Gede Arnawa Riana
SUANA, Potensi Nusa Penida sebagai salah satu penghasil kerajinan kain tenun rangrang menjadi sumber inspirasi I Gede Arnawa Riana bergelut sebagai penjual kain tenun rangrang. Walaupun gairah kain rangrang terjun bebas tidak seperti sebelumnya bomming. Kemungkinan merosot disebabkan tren fashion berubah, perajinpun jumlah kian menyusut. Kondisi seperti ini perlu konsolidasi semua kalangan terutama yang bergelut dibidang kain rangrang baik perajin pengepul maupun yang lainya. Tantangan tersebut menumbuhkan kembali kepercayaan pasar kain rangrang kembali naik.
"Jiwa wirausaha saya tergerak ketika melihat para penenun di daerah Nusa Penida kebanyakan menganggur alias tidak lagi melanjutkan aktivitasnya seperti biasa sebagai penenun lantaran harga kain tenun rang-rang menurun drastis sedangkan harga benang tetap mahal. Disamping itu jarang pemasok yang datang untuk membeli kainnya, " kata alumnus Udiksha Singaraja jurusan Teknologi Pendidikan yang baru saja lulus tahun ini.
Putra pasangan I Made Suklat dan Ni Luh Sari berkeinginan membangkitkan kembali aktivitas sebagian masyarakat Nusa Penida sebagai penenun kain rang-rang. Melalui kemajuan teknologi ia berusaha mempromosikan kain di media sosial seperti Facebook, BBM dan Instagram. Ternyata tidak berselang waktu lama setelah promosikan baik online dan offline banyak konsumen yang tertarik ingin membeli kain tersebut.
Hingga saat ini, Arnawa sudah memiliki 4 orang resseler, masing-masing berasal dari daerah Jembrana, Singaraja, Badung dan Bangli.
Usaha menjual kain tenun rang-rang mulai digeluti sejak sebulan lalu dengan rata-rata penghasilan yang telah didapat sekitar 800 ribu diluar persenan yang diberikan kepada resseler sebesar 15% setiap 1pcs kain yang berhasil mereka jual.
" saya berharap kain tenun rang-rang yang sempat vakum bisa eksis kembali sehingga semakin banyak masyarakat Bali pada umumnya mengenal dan memakai kain tenun rang-rang disetiap kesempatan. Selain itu, apabila memungkinkan harapan saya kepada pemerintah klungkung agar mengeluarkan peraturan bagi pegawai di lingkungan klungkung dapat mengenakan pakaian dari kain tenun rangrang pada hari tertentu, " pinta pemusa asal Dusun Semaya, Desa Suana, Nusa Penida yang sekarang bekerja sebagai perangkat Desa bagain Kepala Urusan ( Kaur ) Pemerintahan Desa Suana. (*)
Putra pasangan I Made Suklat dan Ni Luh Sari berkeinginan membangkitkan kembali aktivitas sebagian masyarakat Nusa Penida sebagai penenun kain rang-rang. Melalui kemajuan teknologi ia berusaha mempromosikan kain di media sosial seperti Facebook, BBM dan Instagram. Ternyata tidak berselang waktu lama setelah promosikan baik online dan offline banyak konsumen yang tertarik ingin membeli kain tersebut.
Hingga saat ini, Arnawa sudah memiliki 4 orang resseler, masing-masing berasal dari daerah Jembrana, Singaraja, Badung dan Bangli.
Usaha menjual kain tenun rang-rang mulai digeluti sejak sebulan lalu dengan rata-rata penghasilan yang telah didapat sekitar 800 ribu diluar persenan yang diberikan kepada resseler sebesar 15% setiap 1pcs kain yang berhasil mereka jual.
" saya berharap kain tenun rang-rang yang sempat vakum bisa eksis kembali sehingga semakin banyak masyarakat Bali pada umumnya mengenal dan memakai kain tenun rang-rang disetiap kesempatan. Selain itu, apabila memungkinkan harapan saya kepada pemerintah klungkung agar mengeluarkan peraturan bagi pegawai di lingkungan klungkung dapat mengenakan pakaian dari kain tenun rangrang pada hari tertentu, " pinta pemusa asal Dusun Semaya, Desa Suana, Nusa Penida yang sekarang bekerja sebagai perangkat Desa bagain Kepala Urusan ( Kaur ) Pemerintahan Desa Suana. (*)
0 comments:
Post a Comment