Kesejukan Hati " Matur Suksma " Diterjamahkan Dalam Sebuah Buku

buku matur suksma karya S.Dian Andryanto


Jutaan pasang mata berkunjung di pulau Dewata. Keindahan alam berbalut budaya kental menarik ditelusuri, budaya Bali sudah dikenal seantero negeri. Kearifan lokal keramah-tamahan warganya menarik diunggap, salah satunya " Matur suksma ". Kata tersebut sering diucapkan warga lokal ketika setelah menyapa. Filosofi yang mendalam tidak... sebatas ucapan namun memberikan kesejukan hati lawan bicara. Sudut pandang tersebut dimata S. Dian Andryanto, memotret atmosfer kehidupan sosial masyarakat Bali. Jari-jari dan pikiran S. Dian Andryanto seperti tidak pernah berhenti, setelah meluncurkan tiga buku sekaligus pada Desember 2015 lalu #sayabelajarhidup EMPATI, SIMPATI, dan HARMONI di Museum Layang-Layang , Jakarta Selatan, kini meluncurkan kembali buku #sayabelajarhidup MATUR SUKSMA di Hotel Artini 3, Ubud, Bali.

Jika, buku-buku sebelumnya sebagian besar kumpulan posting S. Dian Andryanto sejak 2013 hingga 2015 di akun Facebook-nya , untuk buku #sayabelajarhidup Matur Suksma ini sebagian besar tulisannya belum terpublikasikan.

“Tentu saja tidak lengkap, tapi semoga tulisan-tulisan ini setidaknya mampu mewakili kondisi Bali saat ini. Mengambil kearifan lokal dan nilai-nilai yang patut dipertahankan dan dilestarikan,” kata Dian.

Buku yang digarap sekitar enam bulan ini, merupakan satu rangkaian perjalanan panjang penulis setelah beberapa kali singgah di Bali. Kemudian digenapkan dengan perjalanan delapan hari keliling lebih dari setengah pulau Bali. Merangkum titik-titik kecil peristiwa yang kadang terlewat begitu saja, karena seolah biasa, padahal di dalamnya terdapat pelajaran hidup yang sarat makna.

Benang merah buku ini tentang semangat, rasa bersyukur, motivasi, solidaritas dan kebersamaan baik sebagai individu mapun bagian kelompok sosial masyarakat. Buku ini menonjolkan sisi kemanusiaan yang ditulis secara populer, meski pun tak menghilangkan arti yang dikandungnya. Banyak cerita di tengah masyarakat Bali dari beragam profesi yang menarik dikisahkan. Kekuatan dan daya tahan serta kemampuan adaptasi terhadap segala himpitan hidup di tengah gempuran modernisasi yang makin keras menerpa.

“Buku ini sebagai persembahan dan ungkapan terima kasih saya kepada Bali, yang masih menahan kuat adat, seni, dan budaya. Terutama kepada mereka yang saya temui di jalan, di pura, di kafe, di pantai, bukit, dan danau yang menjadi sumber inspirasi saya menulis buku ini. Matur suksma,” tuturnya.

Ia memotret kejadian-kejadian yang ditemuinya dalam rangkaian kata-kata. “Saya hanya seorang penulis, dan saya dedikasikan buku ini untuk Bali, dengan cara saya memandang Bali,” imbunya.

Putu Wijaya memberikan sambutan yang baik terhadap terbitnya buku
#sayabelajarhidup MATUR SUKSMA ini." Dalam buku S. Dian Andryanto ini, saya menemukan esai-esai pendek yang puitis. Perenungan menyingkap makna-makna tersembunyi dari berbagai realita kehidupan sehari-hari. Noktah-noktah kehidupan sederhana, telah menusuk perasaan
penulisnya. Lalu berserak keluar renungan. Ia melihat yang tak kelihatan. Merasakan berbagai nuansa pemikiran, dari balik yang tak ada.

Kita dibawa terbang ke nilai-nilai yang mendasar. Ia memberikan simpati pada setiap sudut yang dijepretnya lalu tergerus empati dan berhenti pada pengayaan batin. Pada akhirnya adalah harmoni baru.

#sayabelajarhidup, ditulis dengan kepekaan yang deras, tangan yang terlatih dan jam terbang panjang, serta kerendahan hati kesantunan khas Yogya, buku ini jadi menarik," ujar Budayawan, Sastrawan dan penulis. (*sjd)
Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

1 comments:

  1. terima kasih untuk apresiasinya... salam #sayabelajarhidup

    ReplyDelete

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.