akomodasi penginapan menggeliat (foto/yansu)
NUSA PENIDA, Daerah kering dan berbatu aktifitas bercocok tanam mengandalkan tadah hujan. Hasil bercocok tanam andalan bagi warga sebagain daerah pesisir mengandalkan hasil laut yang utama rumput laut. Hasilnya pun sekarang tidak seperti dulu musim mulai kacau petani kalang kabut. Berjalannya waktu kepulauan Nusa Penida berkembang sebagai daerah pariwisata. Kreatifitas warga mulai sadar perkembangan dunia pariwisata mengubah pandangan lebih inovatif ikut berbagi kue pariwisata. Investasi berjalan pesat seiring promosi gencar yang dilakukan Pemerintah Klungkung melalui event Nusa Penida Festival. Dampaknya dasyat.
Destinasi dikenal para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Pariwisata sendiri sudah berkembang lebih dulu di dua pulau Ceningan dan Lembongan. Sementara Nusa Penida baru tiga tahun terakhir mulai digenjot. Alhasil bermunculan destinasi tidak hanya Crystalbay, Pasih Uug, Angel Billabong dan Atuh. Tempat wisata yang tersembunyi sekarang telah menjadi pembicaraan seperti Kelingking, Malibu Sunrise dan masih banyak lagi. Alam yang menawan komplit dengan pantai, bukit tentunya pariwisata spiritual andalan Nusa Penida.
Nilai investasi melonjak tajam investor berlomba-lomban menanam modalnya, warga lokal ngga kalah ketinggalan. Keciparatan perkembangan pariwisata iklim bagus berinvestasi setidaknya bukan menjadi penonton di daerah sendiri. Akomodasi pariwisata seperti penginapan dan warung makan atau restaurant tumbuh menunjang pariwisata yang sedang menggeliat.
I Wayan Darmawan, warga Desa Ped merintis usaha travel dan penginapan dari nol. Berselang lima tahun baru hasilnya kelihatan. Bungalow yang dibuat berkonsep alami menggunakan bahan pelepah daun kelapa sebagai atap, dinding menggunakan ulatan bambu atau warga lokal menyebutnya bide. Bungalow Full Moon yang berkapasitas 15 kamar dan Penida Tours telah memperkerjakan 10 orang, 6 staff Nusa Penida Tour dan para sopir yang bekerjasama dengannya. Malah di awal September 2016 ini ia memberanikan diri membeli speed Boat untuk melayani wisatawan yang hendak diving dan tour bahari di kawasan laut Nusa Penida.
Sambil menerawang mengingat awal-awal merintis usahanya, Darmawan yang ditemui di bale bengong Penginapan menceritakan, tahun 2011 ia mulai menyewakan sepeda motor kepada para wisatawan di Yayasan Friends of the National Park Foundation (FNPF). Kemudian memberanikan meminjam dana di Koperasi di Desa Bodong untuk menambah sepeda motor karena usaha sewa sepeda motor mulai ramai. Setelah ada hasil , Darmawan yang jebolan Sarjana Ekonomi di Universitas Pendidikan Ganesha ini membuat Tourist Information di Banjar Bodong.
Dari Tourist Information yang dibuatnya ia mulai membuat Tour yang melayani keliling Nusa Penida dengan sepeda motor ataupun mobil. Untuk mobil Darmawan bekerjasama dengan beberapa pemilik mobil sekaligus sopirnya.
”Setelah makin ramai saya mencoba membuat kantor yang dibuat secara kebut-kebutan 2 minggu. Itu modalnya dari seorang teman, Jimmy sebanyak Rp. 50 Juta. Setelah kantor dibuka Nusa Penida Tours makin ramai. Saya pun secara tidak terencana membuat penginapan Full Moon. Itu modal dengan menggadaikan sertifikat di Bank dan modal tambahan dari teman. Kini telah 15 kamar. Padahal orang tua tidak menyetujuinya sama sekali. Jangan membantu, orang tua malah mecoba mencegahnya. Mereka takut gagal dan ingin anaknya menjadi pagawai negeri. Tapi kini mereka bangga setelah melihat hasilnya. Tidak saja saya yang bisa bekerja tetapi adik, paman dan 8 orang lainnya bisa saya rekrut”, kenang I wayan Darmawan.
Lebih lanjut putra pertama pasangan I Made Muka dan I Nengah Suri kelahiran 18 Juni 1988 ini mengaku usahanya bisa berjalan seperti sekarang bukan tanpa halangan. Permodalan adalah kendala, selain cibiran dari orang-orang sekitarnya yang menganggapnya remeh. Namun berkat motto untuk selalu mensuport orang lokal dengan prinsip dari “For the people by the people, For The People by the people”. Ia tetap melangkah memajukan bisnis akomodasi wisata dan Tours and Travelsnya.(*sjd)
0 comments:
Post a Comment