karya Dewa Merta Nusa (foto/dmn)
GIANYAR, Jalan hidup sebagai perupa sebuah naluri batin berkecimpung dunia seni. Keingin tumbuh dan imajinasi makin liar bukan karena diturunkan dari keturunan melainkan lingkungan seni menghipnotis. Terkesima, terpana gejolak jiwa meletu-letuk jatuh cinta dunia yang bernama seni. Begitu pertama perkenalan perupa I Dewa Made Merta Wijaya, ibarat seorang cewek kemolekannya tak kuasa hati luluh tak berdaya olehnya.
Perupa yang sering disapa Dewa Merta Nusa menceritakan awalnya jatuh cinta pada dunia seni. Waktu sekolah menengah pertama dirinya bersekolah di Klungkung kebetulan waktu itu di kampungnya, Batununggul, Nusa Penida belum ada SMP. Klungkung dikenal sebagai daerah gudangnya seni lukis klasik, jumpa pada pandangan pertama ketika mengunjungi Kerta Gosa hingga langsung ke pelukisnya di Desa Kamasan. Entah mengapa Dewa Merta Nusa mulai penasaran dan keinginan tahu lebih medalam. Kecerian dihatinya ketika melihat lukisan klasik Kamasan, waktu luang dihabiskan bercengkrama seni lukis klasik Kamasan.
Setalah lulus SMP dia melanjutkan SMSR Denpasar yang sekarang menjadi SMK N Sukawati. Memilih sekolah sesuai dengan hatinya. Proses pembelajaran disana memberikan pengaruh besar dalam dunia berkesenian. Dewa Merta Nusa menyelesaikan sekolahnya tahun 1987. Sejak itulah, kehidupan baru ia lakukan sebagai seorang seniman. Nafas hidup adalah berkesenian.
Reflaksi kehidupan inspirasi Dewa Merta Nusa melahirkan karya. Sudah banyak mengikuti berbagai pameran seperti pameran di Bajra Sandi, Gallery Shadewa (Batuan), pameran di Puri Kesiman serta banyak lagi. Terhitung sudah 29 tahun menekuni dunia berkesenian hingga sekarang. Genre lukisan bergaya expresionis. Berkesenian tidak metok hanya sebatas dikanvas saat pulang kampung dirinya sering dilibatkan berbagai kegiatan yang menyentuh dengan hal seni.
" ya tidak terlepas dan jauh dari berkesenian karena dari sana nafas kehidupan, " cetusnya perupa berdomisili di Ubud.(*)
Setalah lulus SMP dia melanjutkan SMSR Denpasar yang sekarang menjadi SMK N Sukawati. Memilih sekolah sesuai dengan hatinya. Proses pembelajaran disana memberikan pengaruh besar dalam dunia berkesenian. Dewa Merta Nusa menyelesaikan sekolahnya tahun 1987. Sejak itulah, kehidupan baru ia lakukan sebagai seorang seniman. Nafas hidup adalah berkesenian.
Reflaksi kehidupan inspirasi Dewa Merta Nusa melahirkan karya. Sudah banyak mengikuti berbagai pameran seperti pameran di Bajra Sandi, Gallery Shadewa (Batuan), pameran di Puri Kesiman serta banyak lagi. Terhitung sudah 29 tahun menekuni dunia berkesenian hingga sekarang. Genre lukisan bergaya expresionis. Berkesenian tidak metok hanya sebatas dikanvas saat pulang kampung dirinya sering dilibatkan berbagai kegiatan yang menyentuh dengan hal seni.
" ya tidak terlepas dan jauh dari berkesenian karena dari sana nafas kehidupan, " cetusnya perupa berdomisili di Ubud.(*)
0 comments:
Post a Comment