Walaupun Nusa Penida Tanah Berkapur Bisa Dikembangkan Agrowisata



diskusi Prof.DR. Deden dengan Bupati Klungkung terkait pengembangan agrowisata di  Nusa Penida (foto/yansu)


KLUNGKUNG, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta bertemu Profesor DR. Deden Lazuardi di rumah jabatan Bupati Klungkung beberapa waktu lalu.

Profesor Deden Lazuardi adalah guru besar lulusan Hokaido Jepang yang ahli dibidang mikrobiologi khususnya bakteri yang menghasilkan zat (semacam pupuk) yang dibutuhkan tanaman. 

Profesor Deden bersama rombongan Yayasan Tri Kaya diskusi dengan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta. Profesor Deden mengaku dirinya kini lebih banyak di lapangan untuk praktek, tidak diatas meja mengajar seperti Profesor kebanyakan. Ia juga menyatakan sudah sempat datang ke Nusa Penida dan mengambil sampel tanah untuk diteliti di Laboratorium, “ ujarnya Rabu (8/7/2015).

Lebih lanjut Deden mengungkapkan Nusa Penida walaupun kering dan tanah berkapur bisa dikembangkan berbagai tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Hanya saja perlu perlakuan khusus yaitu menggunakan pupuk hasil temuannya agar bisa bakteri yang terkandung menghasilkan zat yang dibutuhkan tanaman. Tentunya upaya ini agar bisa menyediakan kebutuhan masyarakat akan buah, sayur-sayura, unbi dan keperluan pariwisata yang sedang berkembang di Nusa Penida dengan pertanian organik.

Hasil penelitian Profesor Deden telah berhasil dibeberapa wilayah di Indonesia sejak tahun 2001, sekembalinya dari Jepang. "Kami telah uji cobakan bakteri yang kami kembangkan pada padi di Subang. Demikian pula pada tanaman buah seperti pepaya, buah naga, kelengkeng dan tanaman lainnya dibeberapa tempat diseluruh Indonesia. 

Di Flores NTT dengan tanah yang lebih gersang dengan Nusa Penida itu berhasil. Termasuk pada lahan eks tambang yang biasanya tidak ada tanaman yang bisa tumbuh seperti di Kalimantan sudah berhasil kami buktikan, terang Deden. Namun demikian menurutnya selain pupuk yang didalamnya ada mikroba hasil temuannya, petani perlu dilatih dan diberikan pemahaman tentang pengolahan lahan.

"Karena biasanya petani kita ilmu pertanian warisan berdasarkan turun temurun. Tidak salah, tapi perubahan tanah, cuaca, air dan suhu yang kini digunakan bertani kini berbeda dengan dulu, makanya adanya perlakuan berbeda pula atau pertanian yang disesuaikan kondisi sekarang", ujar Profesor Deden.

Bupati Klungkung yang sedang getolnya mengembangkan beras lokal bak gayung bersambut. "Silakan buat demplot terlebih dahulu, nanti saya hubungkan dengan petani di Klungkung. Untuk di Nusa Penida saya juga berencana 2016 mengembangkan padi gaga hasil dari apa yang saya lihat di Lombok. Tentunya ini baik sekali untuk mengembangkan pertanian organik baik di Klungkung, ujar Bupati.

Oleh : Santana Ja Dewa/yansu
Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.