petugas PDAM siap distribusikan air (foto/SJD)
NUSA PENIDA, Kemarau
panjang yang melanda di sejumlah wilayah di Indonesia yang mengakibatkan
kebutuhan air bersih menepis. Nusa Penida salah wilayah perbukitan dengan
bertani mengandalkan curah hujan. Air hujan juga menjadi kebutuhan sehari-hari.
Kemarau melanda penampungan air hujan yang sering disebut cubang mulai menepis
persediaannya.
Selama ini
kebutuhan air dari dua mata air yang distribusikan yakni mata air Penida dan
Guyangan. Pengelolaan mata air Penida oleh PDAM Klungkung melayani daerah
pesisir saja. Debit mata air Penida baru dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat 30 % dari 200 liter/detik , 35 liter/detik yang dimanfaatkan.
“ Antisipasi
di musim kemarau dengan mengaktifkan pompa air. Kebutuhan listrik juga menjadi
tolak ukur makanya kami sangat perlu komunikasi secara intens kepada PLN agar
pompa bisa bekerja secara maksimal. Karena produktifitas mengandalkan tenaga
listrik, “ kata PDAM Nusa Penida I Ketut Narsa , Kamis (30/7).
Distribusi air
daerah pesisir mulai dari Desa Sakti, Toyapakeh, pesisir Ped, Kutampi Kaler,
Batununggul dan Suana. Sedangkan sumber mata air Guyangan merupakan pengelolaan
PU Provinsi Bali dibawah UPT. Spam Guyangan. Sumber mata air ini melayani
daerah perbukitan yang mendapat jaringan pipanisasi. Kendala yang dihadapi pompa
di Guyangan mengalami kerusakan. Sehingga nyaris pendistribusian tersendat
berbagai wilayah.
Suplay air
pihak PDAM membatu suplay air melalui mobil tengki dua unit. Mobil tersebut
merupakan bantuan Dinas Sosial dan DKP Klungkung. Sejauh ini pendistribusian
masih relative lancar dan aman. Lebih lanjut, Narsa mengatakan wilayah yang
tersulit dijangkau lebih lama sementara yang mudah dalam sehari kami sudah
mengirim.
“ menjamin
kebutuhan air Kami akan berkomunikasi dengan pihak UPT Spam Guyangan. Tindakan
reserpoar atas seijin Spam Guyangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bila
masyarakat enggan fasilitasi kelompok ke rumah langsung membeli ke PDAM.Secara
kelompok suplay air didanai Dinas Sosial. Komunikasi aparat desa baik Kadus
maupun perbekel sangat kami harapkan. Bila pelayanan dirasa kurang masyarakat
dimohon datang langsung ke kantor bukan keluhkan ke media social, “ terangnya
Narsa.
Salah satu
warga yang keluhkan air I Made Martawan, masalah air saat musim kemarau sudah
menjadi masalah klasik yang tak dapat dipecahkan. Jangankan daerah perbukitan,
pesisir saja saat puncak pemakian air sulit mengalir. Ini disebabkan pipa yang
disalurkan kecil dengan beban yang memakai banyak, “ keluhnya.
Menurut
Perbekel Desa Batukandik I Wayan Katon mengatakan masalah air memang mencuat
dimasyarakat tapi sejauh ini masyarakat tidak terancam kelaparan. Memang lahan
pertanian alih fungsi. Tapi pola pikir masyarakat sudah maju. Masyarakat tidak
lagi mengandalkan pertanian melainkan pekerjaan buruh. Bahkan warga kami bekerja
daerah pariwisata di Jungutbatu menjadi penopang hidup mereka. Sehingga
kebutuhan hidup mereka tidak sampai kekurangan pangan.
Hal senada
yang disampaikan Camat Nusa Penida I Ketut Sukla, SH , air di Nusa Penida sudah
menjadi masalah klasik sampai sekarang stok air dimasyarakat sudah menipis.
Kemarin kami langsung memantau tiga desa (Pejukutan, Tanglad dan Batukandik)
ternyata warga satu dengan lainya saling bantu membantu bila ada warga yang
persediaan air cubangnya sudah habis. Antisipasi kemarau panjang Pemerintah
Klungkung memberikan bantuan mobil tengki dua unit.
“ alih fungsi
lahan cukup tinggi menjadi perkebunan seperti jati. Alih fungsi lahan tersebut
tidak berpengaruh terhadap kelangsungan kebutuhan pangan. Masyarakat sudah
beralih dari petani menjadi buruh baik jadi buruhbangunan maupun yang lainya.
hasilnya pasti, “ terang Sukla.
Oleh : Santana Ja Dewa
0 comments:
Post a Comment