peserta study banding antusias mengikuti materi yang disajikan Kepala UPT KKP Nusa Penida (foto/SJD)
BATUNUNGGUL, Nusa Penida salah pulau yang terpisah selat Badung
masuk wilayah Kabupaten Klungkung. Gugusan pulau yang terdiri dari Nusa Lembongan,
Nusa Ceningan dan Nusa Penida mempunyai daya tarik tersendiri baik alam dan
budaya. Nusa Penida salah satu benteng dari Pulau Bali.
Biota laut salah satu andalan wisatawan yang ingin
berkunjung. Terumbu karang yang menawan dan juga ikan pari manta menjadi daya
tarik tersendiri. Tidak hanya itu, ikan mola-mola menjadi daya tarik luar
biasa. Ikan ini bisa muncul waktu tertentu. Mola-mola menjadi icon festival
Nusa Penida.
Kawasan Koservasi Perairan Nusa Penida sudah
dirintis dari tahun 2008 dan ditetapkan
pada tanggal 9 Juni 2014 oleh Menteri Perikanan dan Keluatan Syarif C Sutardjo.
Dari setahun ditetapkan, KKP Nusa Penida langsung tancap gas bergerak melibatkan
unsure TNI AL, Pol Air dan masyarakat. Keterlibatan masyarakat salah satu kunci
keberhasilan. Pengawasan masyarakat sangat berperan penting. Ilegal fishing mulai
tidak terlihat lagi. Permasalahan sebelumnya tindakan peringatan tidak
digubris, parahnya terus dilakukan dengan tipu daya mengubah nama armada.
Ditetapkannya Nusa Penida sebagai Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) oleh Pemerintah Pusat yang melibatkan
unsure masyarakat sehingga praktis KKP Nusa Penida menjadi perbincangan secara
nasional. Disamping keberhasilan menindak ilegal fishing yang melibatkan masyarakat
menjadi tolak ukur KKP yang lainya terutama Indonesia bagian timur.
BKKPN Kupang menyerahkan cindera mata kepada KKP Nusa Penida (foto/SJD)
Study banding KKP Indonesia timur yang terdiri
dari KKP laut Sawu masing-masing perwakilan sebanyak dua orang dari 10
Kabupaten/Kota, Sulawasi Selatan, Bandar, Dompo, NTT ,Maluku serta dari
Provinsi paling timur Papau yakni Raja Ampat dan Biak. Peserta study banding
sebanyak 52 orang dikordinir langsung Balai
Koservasi Kawasan Perairan Nasional (BKKPN) Kupang.
“ Nusa
Penida menjadi tempat kami study banding karena keberhasilan KKP dari penetapan
kawasan atau zonasi, pengawasan serta tindakan yang melanggar. Dari sinilah
kita belajar bagaimana melibatkan semua komponen baik dari TNI AL, Pol Air, nelayan
serta masyarakat dengan satu visi dan misi. Kesatuan inilah nantinya akan
diterapkan disana “, terang Balai Koservasi Kawasan Perairan Nasional (BKKPN)
Kupang Bobby Arianto, ujar di Nusa Penida, Sabtu (4/7/2015).
Bobby mengatakan materi yang diberikan langsung
dari Kepala UPT KKP Nusa Penida sangat memberikan pembekalan semua peserta. Semua
peserta antusias sekali, menyimak materi yang disajikan dari proses penetapan
zonasi, pengelolaan serta pengawasan.” Mudah-mudahan hasil study banding
memberikan hasil yang maksimal, “ pinta Bobby.
Menurut I Nyoman Karyawan UPT. Kawasan Koservasi
Perairan (KKP) Nusa Penida, study
banding mereka ke Nusa Penida yang difasilitasi BKKPN Kupang sangat luar biasa dan bangga kami yang setahun
ditetapkan sudah menjadi tolak ukur. Meteri yang kami sangjikan, mereka sangat
antusias sekali, “ ujarnya.
Dia mengatakan study banding materi yang
difokuskan yakni system zonasi dan pengawasan. Disamping itu, pemberdayaan masyarakat sangat
perlu dilibatkan terutama pengawasan. Karena masyarakat sangat penting membantu
pengawasan secara langsung.
“ rencana kedepan mengoptimalkan seluruh kawasan
koservasi agar lebih terjaga, “ harapnya.
Penyajian materi melibatkan Coral Triangle Center
dan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Klungkung yang diwakilai oleh I Nyoman Dharma Kabid
Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Oleh : Santana Ja Dewa
0 comments:
Post a Comment