Mengatasi Peralihan Lahan Kuncinya Pada Perijinan



Banah Cllif salah satu kawasan koservasi perairan yang sering dikunjungi turis hanya untuk menyelam (foto/SJD)
 
Batununggul (waklaba.blogspot.com)

Nusa Penida salah satu kawasan pariwisata yang belum maksimal tergarap.  Secara mandiri Nusa Lembongan lebih dulu berkembang pariwisatanya , namun tata ruang masih menajdi persoalan. Secara administasi Nusa Penida terdiri dari tiga pulau Nusa Ceningan , Nusa Lembongan dan Nusa Penida masuk wilayah Kabupaten Klungkung.

Ngakan Made Putu Kirim Bappeda Provinsi Bali saat rapat di ruang Camat Nusa Penida beberapa waktu yang lalu mengatakan Nusa Penida ditetapkan sebagai kawasan strategis pariwisata dari 21 daerah di Bali. Penetapan kawasan dibutuhkan master plan , agar kearifan local Nusa penida semakin tumbuh. Baik dari segi ekonomi maupun social budaya.  Gencarnya investor terhadap Nusa Penida perlu adanya tata ruang yang jelas. “ Dimana zona-zona yang boleh ada akomodasi pariwisata dan yang mana kawasan suci, “ katanya , Selasa (28/10/2014).

Kirim menjelaskan peralihan lahan menjadi pengaruh baik secara internal maupun eksternal . Menekan alih fungsi lahan , kuncinya ada pada perijinan. Pengendalian ini sangat perlu agar sesuai dengan peruntukan. Seperti kue yang terbagi harus jelas pembagian zonasi-zonasi, “ imbunnya.

I Wayan Katon Perbekel Batukandik mengatakan pembangunan harus ada kejelasan zona-zona yang ditetapkan. Pariwisata harusnya berwawasan kemasyarakatan agar semua aspek masyatakat menikmatinya.  Sementara budaya masyarakat perlu diberikan ruang untuk bisa dipertontonkan bagi wisatawan, “ ujarnya.

Sementara tokoh masyarakat I Wayan Karnata menghibau agar penetapan Nusa Penida sebagai kawasan pariwisata strategis benar-benar berpihak kepada masyarakat. Sebenarnya Nusa penida sudah lengkap dimiliki tampat pariwisata baik periran laut yang sudah ditetapkan sebagai Kawasan Koservasi Periaran (KKP) , pantai berpasir putih, tebing yang tinggi serta tempat suci . sementara goa kalau ditelisik keberadaannya hampir setiap desa mempunyai namun belum ada yang tahu perlu adanya publikasi. Bantaran pantai yang sebetulnya tanah Negara harus seteril dari pemanfaatan akomodasi pariwisata, “ pintanya.

Oleh : Santana Ja Dewa




Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.