buku karya S.Dian Andryanto " pita garuda "
Pergolakan
hidup sebuah bumbu yang dibutuhkan menyikapi racikan mempuni meramunya dijaman
serba temporer. Dari situlah seorang penulis merasakan kegetiran jiwanya yang
tuangkan dalam buah karya. Dia adalah S. Dian Andryanto. Ditengah situasi
melemahnya posisi garuda sebagai simbol negara, ia terpanggil jiwanya melakukan
sesuatu dalam ranah menulis. Hampir setiap hari dilaman sosial media facebook
"berisik" hal -hal yang lebih cerita menginspirasi.
Sisi lain yang tak pernah muncul dipermukaan, sosok Dian dengan apik meramu
terutama tentang " garuda". Goresan tangan dinginnya, cerita penuh
makna walalupun bahasa yang disajikan terkadang berpuisiria hingga
tersenyum-senyum pembaca dibuatnya.
Setiap
karyanya selalu menampilkan penyegaran tema dimunculkan, kali ini peluncuran
buku lebih medium tentang Jogjakarta dan garuda. Kedua buku Asmaradahana dan
Pita Garuda merupakan buku keenam dan ketujuh diluncurkan di Jogjakarta waktu
lalu. Postingan di facebook dikumpulkan atau belum sama sekali dirampungkan
dalam buku, Dian sendiri dalam kesibukannya selalu memberikan tanggapan. Aksi
jempol tiap pembaca tulisanya tersebut adalah motivasinya.
Jempol
menurutnya tanda apresiasi tak perlu disuarakan lantang. Salut seperti apalagi
yang bisa diberikan kepada mereka yang di tengah kesibukannya, ditengah
keruwetan dan kesulitannya, di tengah masalah sempit dan longgarnya,
menyempatkan membaca tulisanku dan tak hanya itu, kemudian ditorehkannya jempol
mereka. Apresiasi tak terhingga.
Buku
ini, sekumpulan tulisan yang bertubi-tubi meraih jempol para kerabat #sayabelajarhidup rentang
setahun ini. Berbagai tema disajikan, beragam sudut pandang dihadirkan. Semoga
bermanfaat sebagai wacana, karena tentu tak sempurna, pastinya. Ada manfaat
harapannya, walaupun tak mutlak adanya.
Jempol
ini sederhana fungsinya, ulurkan pada siapapun di depanmu, dan nantikan senyum
mereka akan menyambutmu.*
0 comments:
Post a Comment