Kegalauan Gajah Takut Dikalahkan Semut


Rasa menunjukan lebih dari orang lain masih ditelihat jelas disekitar kita. Dari jaman dodol hingga sekarang masih ada memperlakukan nyame sendiri seperti jajahan layakanya penjajahan era baru. Karakter inilah membuat kita ada pembatasan tajam.

Cerita gajah dengan semut mengambarkan apa yang sekitar kita. Sulit bersaing dengan warga selat tukad.

Sosok gajah bertubuh besar sangat mudah mengalahkan semut. Tapi, saking terus dijajah semut mulai menunjukan kapasitas. Teraniaya menjadi spirit besar bangkit bertransformasi. Justru hal itu menjadi galau gajah takut jajahanya menyaingi dia.

" hei kau semut loe jangan ngelonjak saya, loe masih jajahan jangan macam-macam, " kata gajah dengan angkuhnya.

Pernyataan gajah tersebut buat semut hal biasa baginya. Keangkuhan dia sudah menjadi sarapan setiap harinya. Celah peluang sangat minim diberikan. Rasa takut kemunculan semut melebihi menjadi pertimbangan gajah. Jangan kan berbagi pada semut, paling berbagi perkerjaan saat dibutuhkan. Tetes keringat semut jarang diapresiasi sementara sedikit jasa gajah sangat berarti selali. Serasa hidup semut ada ditangan gajah.

Gajah berkata pada semut " loe musti nurut sama gue. Emang loe bisa menghidupi keluarga loe, ngga kan mesti loe berterima kasih besar terhadap loe, ".
Semut pun tidak berbuat banyak hanya bisa menuruti kemauan gajah. Menjadi abdi gajah terkadang miris, salah sedikit langsung dibentak tanpa memperhitungkan perasaan semut.

Suatu ketika semut bertemu dengan elang. Keluh kesah semut diutarakan kepada elang. Pertemanan semut dan elang semakin akrab.keakraban semut diketahui gajah, muka memerah membentak semut tanpa ampun.

Gajah memerinthakan anak buahnya memanggil semut menghadap " tangkil". Deyut jantung semut berdetak, seluruh tubuhnya gemetar setelah masuk ke rumah gajah.

Gajah dengan gagah bertannya " kenapa loe dekat dengan elang, loe jadi parekan ngga boleh bergaul sembarangan, " beberanya.

Kepala menunduk semut menjawab " emang saya bersalah kalau bergaul dengan elang, " tuturnya dengan suara terbata-bata.

Nada meninggi gajah " pokoknya loe ngga boleh bergaul dengan elang. Titik. Sekarang loe nurut aja,".

Semut kembali dari rumah gajah, pertempuran hati semut bertentangan. Sementara gajah sangat kewatir semut bergaul dengan elang. Gajah galau, melihat semut mulai nampak ada perubahan. Perubahan tersebut menjadi kewatiran gajah bisa mengalahkan semut.

Semut tidak memperdulikan pernyataan semut. Perlawan secara diam-diam dilakukan. Sampai semut dibenci gajah.

Perkembangan semut bertranformasi menjadi pengusaha. Dukungan dan dorongan elang sangat besar andilnya perkembangan semut.

Dalam diri elang berbagi adalah anugrah tuhan. Berbagi hal wajib bagi dirinnya sebagai mahkluk hidup. Kesetraan yang sama bagi orang-orang tertindas.
Kegaluan gajah makin hebat terus, parahnya sering takut disaingi semut penyakit tidak bisa tidur. Penyakit satu persatu menyerang gajah.

Semut tidak lupa akan dirinya semasih perjuangan dulu. Pesan elang masih melekat dalam dirinya, berbagi sesama semut sering dilakukan. Keberhasilan dirinya berkat doa sesama makhluk hidup. Kepedulian sesama membuat semut senang. Batin semut riang ketika apa yang dilakukan membuat sekitarnya bisa setara dan bangkit bersama mengarungi samudra kehidupan.

Cerita ini fakta terjadi disekitaran kita, perlu disadari rejeki setiap orang sudah ditentukan.

Oleh : Santana Ja Dewa 


Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.