Rapat
paripurna tidak hanya dilakukan anggota Dewan terhormat. Organisasi adat di
Bali yang dikenal dengan nama banjar. Setiap Hari Raya Galungan banjar
melaksanakan rapat paripurna yang sering disebut paruman agung. Artinya rapat
sekala besar dengan berbagai adenda permasalahan dihadapi krama "
masyarakat ". Permasalahan adat di Bali makin rumit sesuai perkembangan.
Permasahan " pikobet " warga sosial masyarakat antre diselesaikan dipermukaan secara mufakat demi keberlangsungan banjar
menapak jaman.
Pariwisata
menyusup insan masyarakat perlahan memberikan dampak pengaruh sosial masyarakat
banjar. Problem ini tentunya disikapi dengan kepala dingin. Permasalahan pasti
ada jalan keluar, tentunya diimbangi dengan spirit warga menapak pengaruh luar.
Membicarakan
meranjak pariwisata di Nusa Penida kian dirasakan. Kesiapan masyarakat terutama
organisasi paling bawah yakni banjar. Sumber daya penting didepankan
meningkatkan ekonomi warga naik kelas. Pondasi ekonomi mutlak dinaikan karena
sumber permasalahan berawal dari ini. Perlu disikapi dan diresapi Nusa Penida
berkembang bahkan lebih maju. Julukan telur emas Bali sudah dimata.
Permasalahan adat timbul hingga menetas makin besar didasari pola pikir kaku
seperti batu.
Suara
kencang politik sudah lama mencampurkan sosial masyarakat adat banjar. Urusan
hal ini pengaruh besar parahnya krama gonto-gontokan. Memaksakan kepentingan
mengatas namakan masyarakat padahal tidak relevan dengan kondisi yang ada. (*)
0 comments:
Post a Comment