Aci Tari Telek penetral wabah penyakit (foto/Komang Diktat)
LEMBONGAN,
Daerah pariwisata tidak menyurutkan Desa Pakraman Lembongan melaksanakan ritual
dan tradisi. Bertepatan Hari Raya Kuningan, aci tari telak digelar di catus
pata setempat.
Diceritakan menurut lontas anda buana aci tari telek
mengambarkan saat hari raya Kuningan merupakan kajeng kliwon paling besar
diantara lainya. Musim peralihan sangat rentan dengan wabah penyakit, aura
negatif mengahantui alam semesta. Kekacuan yang terjadi Bharata turun
menyelamat kegaduhan yang terjadi. Bhatara Iswara dan Brahma lebih dulu turun.Tapi,
masih saja belum mampu mengembalikan kondisi. Berbagai cobaan menganggu tapa
semadi Bhatara Iswara. Tetap saja tidak mampu mengembalikan keadaan.
Murka Dewi Uma
berwujud Ratu Ayu (randa) tak bisa dikendalikan. Bhatara Siwa manifestasinya
banapatiraja "barong" menetral murka Dewi Uma yang telah berubah
wujud.
Bendesa
Pakraman Lembongan I Kadek Sukadana saat dikomfirmasi, Minggu (21/2) mengatakan
aci tari telek secara teratur dipentaskan setiap Kuningan secara turun temurun.
Hal ini dimaksudkan agar terhindar dari wabah penyakit. Catus pata menurur umat
Hindu adalah tempat dimana aura negatif berkumpul. Aura tersebut harus
dinetralkan melalaui aci telek.
Topeng telek
berwarna putih merupakan manifestasi Bhatara Iswara, dan warna merah Bhatara
Brahma. Tari telek dipentaskan lebih dulu sebelum pelawatan barong dan randa.
Pementasan aci tersebut melibatkan 12 penari diantaranya 6 tari telek dan barong, randa serta rancangannya 6 penari.
"
pementasan tersebut banyak warga kami mengalami kerusupan akhir cerita ini
sebagai tanda ritual ini berjalan lancar, " tutur Sukadana.
Oleh ; Santana
Ja Dewa
0 comments:
Post a Comment