Jero Mangku Kele Meninggal Dunia, Ini Kisah Hidup Sang Balian





 Jero Mangku Kele

Suana (waklaba.blogspot.com)

Pada Minggu, 8 Agustus 2015 melalui akun facebook I Made Jana ada berita duka tentang Jero Mangku Kele telah meninggal dunia. Jero Mangku Kele atau I Made Senang menghebuskan nafas terakhir pada usia 65 Tahun. I Made Senang lahir di Karangsari, 31 Desember 1950, dari delapan bersaudara .

Berita meninggalnya Mangku Kele cepat tersebar ke seluruh kerabat, sahabat dan masyarakat Nusa Penida. Karena Mangku Kele selain dikenal luas sebagai pengobat tradisional ( Balian ), ia juga adalah pemangku di Pura Goa Giri Putri semenjak 15 tahun lalu.

Jero Mangku Kele meninggalkan seorang istri yaitu Jero Mangku Ni Wayan Luh dan lima orang anak. Jero Mangku Kele semasih mudanya adalah seorang nelayan di Dusun Karangsari, Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, seperti warga lain di Karangsari. 

Semenjak menikah I Made Senang memiliki kemampuan yang didapat begitu saja yaitu mengobati berbagai macam penyakit, yang masyarakat Bali menyebutnya sebagai Balian atau pengusada bali.

Ketika menjadi Balian atau pengobat tradisional diawali dengan sembuhnya warga sekitar yang sakit . Atas petunjuk Jero Mangku Kele warga tersebut bisa sembuh seperti sediakala. Berita tentang kemampuan Jero Mangku Kele tersiar dari mulut ke mulut sampai ke seluruh Nusa Penida. Berbagai macam penyakit disembuhkannya. 

Bahkan penyakit kategori keras mampu sembuh dengan pengobatan tradisional Jero Mangku Kele. Misalnya I Made Pini dari Dusun Semaya, Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida pernah mengidap penyakit berupa benjolan di payudaranya. Benjolan ini diyakini sebagai kanker payudara. Berkat obat atas petunjuk Jero Mangku Kele, I Made Pini bisa sembuh seperti sediakala.

Banyak masyarakat yang sembuh berkat bantuan pengobatan Mangku Kele. Jumlahnya ribuan, tidak saja di Nusa Penida tapi juga dari luar Nusa Penida, Bali daratan. Tetapi kemampuan Jero Mangku Kele tidak dipergunakan mencari kekayaan. 

Bahkan ketika masyarakat membawa sesuatu ketika berobat ke Jero Mangku, dengan halus menolaknya. Karena Jero Mangku Kele punya prinsip mengobati orang yang sakit jangan memberikan ia sakit lagi dengan beban membawa ini itu.
“Selalu berbuat kebaikan niscaya kebaikan akan datang menghampiri kita. Jangan pernah pamrih menolong orang”, demikian petuah Bapak ujar Winasa  putra Mangku Kele. Sedianya Jero Mangku Kele akan di perabukan jenasahnya ( diaben ) tepat pada perayaan hari ulang tahun Kemerdekan Republik Indonesia, 17 Agustus 2015 mendatang.

Saat jasad Jero Mangku Kele di semayamkan dirumah duka di Karangsari, para pelayat berduyun-duyun berkunjung menuju rumah Jero Mangku Kele di Karangsari. Mereka yang datang adalah sahabat, kerabat dan “pasien” yang pernah diobati sang Jero Mangku. 

Betul pepatah mengatakan, untuk mengecek kebaikan dan kebesaran seseorang lihat ketika ia meninggal dunia. Dan itu bisa dilihat dari banyak sedikitnya orang yang hadir melayatnya. “Selamat jalan Jero Mangku Kele, semoga Amor Ring Acintya”

Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.