Tape siap dipasarkan (foto/sjd)
PED,Setiap
daerah mempunyai ciri khas oleh-oleh untuk dijadikan kenangan baik berupa
makanan maupun benda lainya. Nusa Penida sebagai penghasil ketela pohon atau
lebih papuler disebut gayot. Olahan ketela pohon dijadikan camilan, pelengkap
es campur.
Ketela pohan Nusa Penida sangat beda, rasa, tektur
lebih lembut dilidah. Pertama ketela pohon dibersihkan terlebih dahalu. Proses selanjutnya,
dibersihkan dimasukan ke panci kemudian direbus. Proses terakhir dicampur ragi
setelah didiamkan sampai dingin. Tape tinggal siap dikemas. Tape tersebut bisa
disajikan dua hari kemudian.
“ proses pembuatan sih ngga ribet amat. Cuma ada
sentuhan berbeda agar cita rasa gurih dan lembut dilidah, “ kata pembuat tape
asal Banjar Sental Kangin, Desa Ped, Ni Wayan Astini.
Dia mengatakan pembuat tape banyak ditemui
didaerah kami. Sebagian besar dari mereka merupakan petani rumput laut. Disela-sela
waktu mereka membuat tape.
“ pemasaran sendiri masih lokal terutama di Pasar
Mentigi, tapi tamu atau pemedek yang tangkil ke Nusa Penida singgah membeli
tape sebagai oleh-oleh mereka. Setral pembuatan tape berada di kiri jalan yang
natobena tempat merajut rasa dari rumput laut. Disepanjang jalan menuju Pura
Penataran Ped para pembuat menjajakan tape , “ jelas Astini.
Dari segi harga bervariasi tergantung isisnya,
mulai dari Rp. 3.000,- hingga Rp. 5.000,-. Legit tape, para pelancong tidak
elok rasanya tidak mencicipinya.
Menurut A.A Manik Kabid UMKM Dinas Koperasi, Usaha
Kecil, Perindustrian dan Perdagangan Klungkung mengatakan tape khas Nusa Penida
sering kita ikutkan berbagai pemeran UMKM sebagai bentuk memperkenalkan camilan
ini kepada masyarakat luas. Camilan ini terbebas dari bahan pengawet maupun
penyedap rasa, karena proses pembuatan masih tradisional.
Oleh : Santana Ja Dewa
0 comments:
Post a Comment