Dynamic
Life (foto/sjd)
BULELENG,
Dinamika kehidupan perempuan di
Indonesia masih belum setara dengan kaum laki-laki walaupun perjuangan
sudah didengungkan oleh kaumnya sejak R.A Kartini. Faktanya kesetaraan belum nampak jelas. Disisi
lain, ada sistem (norma, nilai, anggapan-anggapan) yang terasa mengganggu
perwujudan kesetaraan itu.
Pemahaman emansipasi perempuan hingga kini masih
berupa ungkapan yang menggema dan mengeras pada setiap peringatan Hari Kartini,
tapi faktanya belum tuntas terwujud pada kesetaraan.
Melihat hal tersebut dua perupa Wayan Suastama dan
Diyano Purwadi terinspirasi berkarya melalui pameran bersama di Art Patio,
Lovina, Buleleng, Bali bertema Dynamic
Life berlangsung 10 Oktober-28 November 2015.
“ dinamika inilah ungkapan yang begitu luas dan
bersegi banyak. Karena, pemahaman dinamika sebaiknya memang diperjelas dalam
satu sisi kehidupan. Kami menemukan pada realitas sosial di sekitar,
pergerakan-pergerakan yang terukur oleh pencapaian yang progresif, dipandang
lebih baik dari hari kemarin dan penanda-penada yang nyata nampak, kongkrit,
jelas. Dinamika ini bukan saja perihal ukuran kasat mata, melainkan perihal
nilai, “ kata Wayan Suastama saat ditemui di ruang pameran, Sabtu (10/9).
Dia mengatakan dinamika kehidupan kaum perempuan
dan pergerakan sosial, sebuah fakta sosiologis tentang perempuan di negeri ini
selalu fenomenal dalam ukuran-ukuran sosiologis. Dinamika dalam sosial mereka
hingga kini masih saja menumbuhkan keterperanjatan sosial (peristiwa perempuan
ialah selalu fenomenal).
Realitas inilah dua perupa mengangkat tema
perempuan dan realitas sosial sebagai cerminan perempuan hari ini di dalam
dinamika kehidupan kaum perempuan itu sendiri. Bahwa telah terjadi berbagai
peristiwa dunia perempuan di luar diri meraka, namun diatas kanvas, mereka
memiliki sendiri-sendiri tentang dunia perempuan, “ ujar John Hardi sebagai owner Art Patio.
Menurut perupa I Putu Bonuz Sudiana, sebagai
sesama seniman tetap memberikan dorongan dan semangat terus dalam hal
berkesenian. Meskipun hujan tidak turun, semangat menelurkan karya-karya
spetakuler, “ ungkapnya perupa dari Dusun Batumulapan, Nusa Penida.
Oleh : Santana Ja Dewa
hasil karya dua perupa
0 comments:
Post a Comment