Belakangan ini media
sosial adalah arena debat tak berkesudahan. Ada saja bahan yang dijadikan bahan
perdebatan.
Perdebatan semakin
tajam ketika sudah masuk ke wilayah-wilayah sensitif. Wilayah dimana SARA
dijadikan topik saling menghakimi satu sama lain.
Media sosial menjadi
sering panas karenanya. Situasi pun semakin seru ketika musim Pilkada tiba.
Perdebatan yang semakin tajam menggiring kita pada jurang dimana keutuhan
bangsa sedang dipertaruhkan.
Ditengah terancamnya
persatuan bangsa muncullah nama Afi Nihaya Faradisa. Ia gadis bejilbab menulis
dengan sangat dalam, penuh filsafat. Tidak seperti anak seusianya.
Ia baru kelas 3 di
sebuah SMA di Banyuwangi. Seperti oase dipadang pasir Nusantara, ia memberi
setetes harapan persatuan itu masih ada dan harus tetap ada.
Ia menyentak dengan
tulisan-tulisan tentang keberagaman. Kemarin tulisannya yang berjudul Warisan
dibaca jutaan masyarakat dunia.
Banyak menuai pujian.
Jujur saja tulisan ini menyentil nurani saya dengan sangat dalam. Saya menyebut
Afi Nihaya Faradisa sebagai Malala nya Indonesia.
Malala adalah gadis
muda dari Afganistan yang ditembak Taliban karena sering menulis di blog nya.
Dan ia diselamatkan dibawa ke Inggris. Karena tulisan-tulisan tentang persamaan
hak ia mendapat hadiah Nobel Perdamaian
Afi Nihaya Faradisa pun
diliput media nasional dan karena tulisannya. Itu karena tulisannya tentang
pentingnya menghargai perbedaan akun facebook Afi Nihaya Faradisa dilumpuhkan
24 jam oleh sekelompok orang yang tidak suka.
Dalam tulisan Afi
Nihaya Faradisa menulis :
"Pikiran seperti
parasut ia berfungsi ketika terbuka"
"Kebencian seperti
orang meminum racun namun berharap orang lain mati"
"Kebenaran yang
Tuhan beri seperti cermin utuh yang kita pecahkan. Kemudian kita bercermin
dengan pecahan cermin yang pecah itu. Sayangnya kita menganggap bayangan
kebenaran dari cermin yang sudah tidak utuh itu kita anggap kebenaran yang yang
utuh.
Dan kita paksakan
kepada cermin kebenaran orang lain yang juga retakan cermin Tuhan. Akhirnya
kita berdebat". (*)
0 comments:
Post a Comment