Benggong terpaku
tatapan kosong ! Disinilah kebinggungan antara galau dan gelisah. Kalau dalam
kamus bahasa indonesia kata galau belum masuk, entah mengapa kata galau sering
didengungkan ketika masalah menimpa. Perdebatan memuncak antara galau dan
gelisah. Masing-masing punya sudut pandang mengenai dua kata tersebut. Bila
dikaji lebih dalam gelisah lebih produktif akan menghasilkan sebuah karya
ketimbang galau.
Kenapa ?
Kegelihasan pada
sesuatu masalah timbul proses kreatif mengahasilkan imajinasi. Sampai sejauh
ini tidak ada karena galau melihat sesuatu bisa berkarya yang ada kerena "
gelisah " bimbang permasalahan yang dihadapi seseorang sehingga motorik
otak bekerja. Sementara galau hanya pelampiasan bimbang tanpa arah yang jelas,
terpaku dan diam tanpa proses berarti. Benggong kosong pikiran mencabik otak
tak kunjung ada pelampiasan.
Kegalauan lagi tren
masa kini, saraf-saraf terhenti sejenak menatap masalah yang menyerang. "
Galau " keparahan diri yang ujung-ujungnya pola prilaku berubah tidak
seperti biasanya. Duduk terpaku dengan tatapan tajam tapi kosong. Sama-sama
titik lelah menanggapi sebuah masalah yang membedakan gelisah lebih menggerakan
motorik lebih deras mengalir melakukan sesuatu apa yang mesti dilakukan.
Ujungnya proses kreatif menghasilkan sesuatu. Kembali Belum ada karena galau
menghasilkan karya justru sering mendengar kegelisahan menyimak masalah jadi
produktifitas. Kedua kata tersebut memang dua sisi yang berbeda tergantung
orang sebisanya mengolah masalah. Tidak sembarang orang mampu mengolah
pergolakan yang terjadi. Tinggal dipilih antara galau dan gelisah dari masing
perspektif menilai. (*)
#edisirumahperubahan
#sujiwotejo
#ngaurtapibenar
#gebuhpangkalsehat
0 comments:
Post a Comment