Aromamu menusuk hidung tak kuasa menahan kemolekan dirimu.
Terpesona pada pandangan pertama sontak diri ini luluh. Sebelumnya, perang
tanding telah terjadi. Pertempuran mengabiskan energi lumayan terkuras. Hati
tidak bisa berbuat banyak terus diserang bertubi-tubi bertahan sekali-kali
mengandalkan serangan balik mematikan, tapi daya terlalu bertahan lama jebol
juga.
Merdeka merdeka merdeka ! Menang begitu sumringah lidah atas
kemenangan melawan hati. Pesta dimulai. Nafsu
terlahan lama tertunda, saatnya lidah menikmati kemolekan dirimu tanpa ada yang
membatasi. Mencici sekali tak kuat pengen nambah dan lagi. Dirimu menyerahkan
kegadisan yang tak pernah terbayang sebelumnya. Emosi cair melelehkan suasana
riang, mabuk kebayang dirimu telah usai. Hari berikutnya celaka datang tanpa
diundang.
Panas menyebar seperti virus
dengan cepat bergerak. Mabuk kebayang kemarin telah berganti celaka. Proses
pengembalian tubuh menanti berbagai upaya membasmi virus-virus tak jelas.
Sedikit titik terang berada di jendela rumah. Sabar anti pergolakan yang telah
terjadi kunci mematikan virus. Kekuatan tubuh telah kembali sediakala, tapi
terbelesit masih segar dalam pikiran tak mengulangi lagi bukan hal yang naif.
Ohh duren, engkau telah
memabukanku membawa kenikmatan semu. Mengecap dilidah tapi kau telah menusuk
diriku. Satu kata buat dirimu yang menggoda " Kapok Bercumbu
Denganmu". Tubuhku sontak berteriak kencang bila kau telah mengodaku.
Ini sebuah cerita sebagai
inspirasi semata mudah-mudahan tetap tegar tidak tergoda kemolekan
"duren"
0 comments:
Post a Comment