kerajinan batok kelapa di Banjarangkan (foto/sjd)
BANJARANGKAN, Pada umumnya batok kelapa pada kehidupan
sehari-hari digunakan sebagai arang. Namun pria asal dusun Nesa, Kecamatan
Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, batok kelapa justru dimanfaatkan sebagai
bahan baku untuk membuat suatu kerajinan yang memiliki nilai estetis.
“Kebanyakan orang menganggap batok kelapa tidak memiliki nilai
guna, namun saya ingin mengkreasikannya menjadi sebuah kerajinan yang unik”,
kata Suryawan saat ditemui dirumahnya rabu (16/3).
Awalnya masyarakat tidak percaya
kalau batok kelapa bisa dijadikan sebuah kerajinan. “Sebelumnya masyarakat
bertanya-tanya tentang apa sih yang bisa dihasilkan dari batok kelapa, ocehan
ini membuat naluri saya semakin kuat untuk mengembangkan usaha kerajinan batok
kelapa” imbuhnya.
Berbekal tekad dan keinginan
besar, I Gede Suryawan berhasil mengubah batok kelapa menjadi aneka bentuk
kerajinan bernilai seni tinggi. I Gede Suryawan merupakan sosok yang mempunyai
pemikiran maju meski hanya lulusan SLTA. Kondisi Dusun Nesa, Kecamatan
Banjarangkan, Kabupaten Klungkung yang merupakan salah satu daerah penghasil
kelapa di Bali menjadi sumber inspirasi utamanya untuk menjadi seorang
pengusaha mengolah batok kelapa menjadi sebuah kerajinan.
Jiwa wirausahanya tergerak ketika
melihat kelapa butir dalam jumlah besar dijual ke luar daerah dengan harga
relatif murah padahal jika kelapa diolah menjadi suatu kerajinan maka
pendapatan yang diperoleh akan lebih tinggi. Kerajinan batok kelapa banyak
dijajakan untuk dijadikan buah tangan dengan berbagai ragam bentuk. Produk
tersebut beraneka ragam seperti aksesoris gantungan kunci, perabotan rumah
tangga, gelas minum, penutup lampu, aneka rupa hewan ataupun rupa wajah
manusia. Dengan sentuhan seni yang halus, hasil kerajinan batok kelapa terlihat
estestik. Tidak heran jika produk-produk kerajinan batok kelapa karyanya banyak
diminati sejumlah Negara baik dikawasan Jepang, Malaysia, Thailan, Prancis, dan
Amerika.
Dengan perkembangan usaha
kerajinan batok kelapa yang berhasil memasuki pasar internasional, pengrajin
Gede Suryawan dinilai cukup kreatif oleh masyarakat setempat dalam
mengembangkan aneka barang bernilai seni untuk mata dagangan ekspor, walaupun
bahan bakunya disulap dari barang yang sebelumnya mungkin tidak berguna.
Meski usahanya tergolong baru di
desanya, saat ini Suryawan mampu mempekerjakan 15 orang untuk membantunya dalam
membuat berbagai jenis kerajinan batok kelapa dengan pembagian tugas sesuai
keahlian yang didapat melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh
pemerintah. Rata-rata hasil produksinya 300 pcs perhari dengan berbagai jenis
kerajinan batok kelapa dengan omset penjualan sebesar Rp 50 juta per bulan.
Menurut Suryawan usaha batok
kelapa selain untuk menambah pendapatan ekonomi keluarga, Ia juga memiliki
tujuan mulia untuk membuka lapangan pekerjaan bagi tetangganya.(*)
0 comments:
Post a Comment