lapak Agus menjual segala perlengkapan upakara (foto/SJD)
BATUNUNGGUL, Upacara kegamaan di Bali tidak terlapas yang
namanya banten. Alat upakara tidak semua warga bisa membuat. Praktis dan mudah
ada dibenak warga. Melihat celah tersebut pemuda asal Batumulapan membuka lapak
berbagai perlengkapan upacara.
Lokasi strategis depan pom
bensin, sangat mudah dijumpai. Peluang inilah diambil I Gede Agus Wahyudi.
Usaha dilakoninya sudah hampir 6 bulan berjalan.
" Astungkara, berjalan baik,
emang diakui selama ini belum ada menjual khusus perlengkapan banten. Toh juga
Nusa Penida sering dikunjungi umat menjalankan wisata spiritual, setidaknya
saya mengambil peluang tersebut, " katanya saat ditemui ditoko Nusa
Yadnya.
Berbisnis banten tidak melulu
urusan laba, bagi dirinya keseimbangan spiritual adalah kunci kesabaran dalam
menghadapi kehidupan abstrak.
Menjalankan dua profesi disamping
seorang pedagang dia adalah sosok Bendesa Pakraman Batumulapan termuda di Nusa
Penida.
Dia mengatakan menjalankan dua
profesi kuncinya adalah ketulusan niscaya akan berjalan baik. Sebagai tetua
dimasyatakat tidak canggung, modalnya baru berbuat dan tetap menghormati yang
namanya senior dilibatkan dalam setiap kegiatan.
Darah seni telah menjadi golongan
darah, sebagai peran raja muda dalam pementasan drama gong ditempanya, jadi
model pertama berbicara didepan masyarakat. (*)
0 comments:
Post a Comment