I Gede Yoga Yasa
Bali dikenal dengan
kebudayaan disamping pesona alamnya. Begitu juga Nusa Penida menyimpan
kebudayaan yang khas tiada duanya tapi keberadaan seniman lokal belum mampu
berbudikari di tanah kelahiran sendiri. Kemunculan seniman lokal bisa dihitung
jari, kesulitan mencari seniman lokal yang mampu mengembangkan kesenian tidak
semudah mengembalikan tangan. Seiring berjalannya waktu seniman muda lokal
muncul salah satunya I Gede Yoga Yasa.
Pemuda asal Dusun
Batumulapan, Desa Batununggul sejak kecil kepincut dengan berkesenian terutama
gamelan Bali. Kecintaan seni tabuh Yoga mengasah bakat dan kemampuan sekolah
formal di ISI Denpasar. Dukungan keluarga dan masyarakat memicu semangat Yoga
menyelesaikan studinya tahun 2015. Semenjak menyelesaikan study Yoga langsung
mengabdikan diri pada masyarakat. Selama ini seniman seni tabuh mendatangkan
dari Gianyar kesulitan dan keterbatasan jadi masalah. Melihat hal itu Yoga
mendedikasikan diri membangkitkan gairah seni tabuh di Batumulapan. Kesenian
yang ada perlu adanya dukungan kemampuan maayarakat menabuh.
" Sejak kecil saya
suka dengan seni tabuh. Dimana ada warga menabuh saya pasti ada disana,"
kata Yoga yang juga membuka usaha tidak jauh dari seni tabuh yakni penyedia
perlengkapan pakain sekaha gong dan sembahyang (Yasa Indah Collection).
Kimprah seniman muda
ini banyak sudah mengakui kemampuanya tidak hanya daerahnya sendiri, Yoga juga
sering dilibatkan membuat garapan seperti lomba bale ganjur saat Semarapura
Festival. Selain itu dirinya juga melatih krama di Jembrana. Melatih warga
sulit-sulit gambang Yoga punya cara sendiri berlatih dengan senang dan
menikmati menabuh. " emang melatih warga tidaklah mudah kesabaran dan
emosi yang stabil cara paling jitu mentransfer ilmu," ujarnya. (*)
0 comments:
Post a Comment