sekaha teruna ngarak ogoh-ogoh di Desa Pakaraman Dalem Setra Batununggul(foto/sjd)
BATUNUNGGUL, Dentuman gamelan baleganjur membahana
suasana semakin meriah pengerupukan wilayah Desa Pakraman Dalem Setra
Batununggul. Arak-araka ogoh-ogoh mengitari jalan tidak hanya yang muda eforia,
tua, anak melebur menyambut sumringah. Sebanyak 7 ogoh-ogoh dari berbagai
sekaha tetuna dan anak-anak terdiri dari empat banjar antara lain Banjar Tain
Besi, Mentigi, Sampalan dan Batununggul.
Sementara STT Sila Jaya Banjar Batununggul ogoh-ogoh
menggunakan bahan ramah lingkungan. Kombinasi tradisi dengan sentuhan
teknologi, kepala ogoh-ogoh berputar dengan sendirinya diisi sensor suara.
Memutar kanan dan kiri, " kata Ketua I Dewa Ketut Para Merta.
Berbudi tambun dan besar berfose duduk lidah memancar
merah menyala menjulur panjang. Anak-anak ( alit-alit) taka kalah dengan sekaha
teruna juga menampilkan ogoh berdana besar berupa celuluk.
Sekaha Teruna Yowana Bhakti Banjar Sampalan
menampilkan ogoh-ogoh leak dari lontar bertranformasi menjadi raksasa yang
menyeramkan. " kita menampilkan leak dari perspektif lain bahwa selama ini
leak dikonotasikan buruk, dan kurang simpati pada masyarakat. Padahal leak
kalau diperuntukan dan tidak salah gunakan bagain dari keseimbangan. Konsep dua
saling berlawanan atau lebih dikenal rwebhineda sepertinya malam dan
siang," ujar pembuat Ogoh-ogoh I Dewa Bayu Mahayana.
Sementara Bendesa Dalem Setra Batununggul I Dewa Ketut
Tayanegara mengatakan kreasi sekaha teruna mengexplorasi berkesenian patut
diapresiasi. Berksenian salah satu cara sekaha teruna menumpahkan gejolak jiwa.
Rencana tahun depan, Tayanegara sudah berkoordinasi dengan bendesa se-Desa
Batununggul mengarak ogoh-ogoh sampai wilayah Desa Batununggul bukan lagi hanya
wilayah desa pakraman. Mudah-mudahan rencana ini bisa terealisasi. (*)
0 comments:
Post a Comment